8. Aiden's crushing blow

703 58 1
                                    

Sudah ketiga kalinya Hazel dipaksa menuruti keinginan Zhiva. Tapi bagaimana Hazel bisa melakukannya?

Hazel bisa saja melakukannya kalau dia memang benar-benar bersalah, tapi ini tidak.

Kemarin Hazel hanya menjambak rambut Zhiva itupun semua orang langsung melerainya. Hazel tidak salah, Zhiva saja yang banyak bicara.

"Minta ma'af apa susahnya sih?,"

Dan sekarang lihatlah betapa muaknya Hazel melihat Zhiva yang bergelayut manja dilengan kakaknya, Jevano. Cewek itu jelas mencari perlindungan dengan menjadikan kedua kakak Hazel sebagai tameng.

Gadis itu mendengus malas melihat pemandangan memuakkan itu. Harusnya kedua kakaknya membelanya tapi ini malah ikut menyudutkannya.

Kepergian Aiden ke toilet membuat suasana kantin cukup kacau.

Harusnya Hazel bisa makan dengan tenang bersama Aiden, tapi si anak lampir itu datang merengek dengan membawa kedua kakak Hazel. Drama sekali.

"Yaudah kalo gitu lo aja yang minta ma'af," ucap Hazel enteng.

Jevano melotot tak terima,"Lo yang salah ya bangsat bukan gue!,"

Kalimat kasar seperti sudah menjadi ciri khas Jevano saat berbicara dengan Hazel, berbeda sekali ketika merespon Zhiva. Dan Hazel sudah biasa.

"Nah, lo aja nggak mau kan karena nggak salah? Begitu juga gue, karena gue nggak salah buat apa juga minta ma'af?," lagipula Hazel sudah minta ma'af dan ya Zhiva memang tak langsung mema'afkannya melainkan meminta suatu hal.

Tapi Hazel tidak peduli, karena yang penting Hazel sudah mengucap ma'af, mau Zhiva mema'afkan atau tidak Hazel bodo amat.

"Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dapet akibatnya dirumah?," lihatlah bagaimana satu kakaknya itu begitu membela Zhiva, sampai tak segan mengancam adik kandungnya sendiri.

"Mending gitu sih," balas Hazel dengan mengedikkan bahu acuh.

"Tuh kan kak, Hazel aja bisa nggak sopan sama kakak apalagi sama Zhiva. Padahal Zhiva kan cuma mau Hazel peluk Zhiva sebagai saudara," cewek centil yang berdiri dibelakang Jevano itu menunduk dengan intonasi rendahnya. Siapapun pasti akan menatapnya prihatin.

Hazel melirik sekilas sambil berdecak malas,"Ck, drama banget lo!,"

"Hazel!,"

Hazel menuding Jarrel yang barusan membentaknya,"Lo juga! Apa sih mau kalian semua?! Ngalah? Gue selalu ngalah tanpa kalian minta. Minta ma'af? Udah gue jabanin. Sekarang?," Hazel menggeleng tak habis pikir. Semakin lama permintaan mereka semakin ngawur.

"Zhiva cuma mau lo peluk dia! Sulit emang?,"

"Sulit! Karena dia emang cuma mau nyari muka! Zhiva dan nyokapnya itu sama aja! Nenek lampir kang caper!,"

Plak

"Jaga ucapan lo!,"

Sekarang imbang, setelah semalam papanya menampar pipi kirinya sekarang Jevano menampar pipi kanannya, untuk yang pertama kalinya.

Cowok itu seketika diam, memandang telapak tangannya yang barusan menampar Hazel. Jevano refleks.

Bugh

Bugh

Semua pengunjung kantin langsung berteriak heboh saat dengan tiba-tiba Aiden datang dan menghadiahi bogeman mentah ke wajah dan perut Jevano.

"Maksud lo apa hah?!,"

"Dia adek lo bangsat!,"

Bugh

Bugh

Bugh

Aiden terus menghujami Jevano dengan pukulan telaknya membuat Jevano tak ada celah untuk membalas.

Semua terjadi secara tiba-tiba.

"Aiden! Aiden udah! Biarin," Hazel berusaha keras menarik lengan Aiden tapi tenaga cowok itu benar-benar kuat saat ini.

Bahkan Jarrel sampai ikut terkena pukulan Aiden, karena berusaha menghalangi aksi cowok itu.

"Lo gue diemin lama-lama makin ngelunjak!,"

Hazel sungguh tak dapat melerai keributan saat ini, Aiden benar-benar dibutakan amarah.

Hazel melangkah mendekat, dia bergumam tepat didekat telinga Aiden,"Aiden inget papa aku,"

Seketika Aiden berhenti dari aksi gilanya, dia mendadak kaku ditempat. Tangannya yang mengepal dan melayang diudara seketika meluruh.

Melihat hal itu, menjadi kesempatan Jevano untuk menghindar dibantu oleh kembarannya, Jarrel.

Salah satu penyebab Aiden diam saat melihat Hazelnya terus mengalah demi Zhiva. Yaa.. kalau sampai Kai tahu ada Aiden yang melindungi Hazel, Kai pasti akan mengirim Hazel jauh dari Aiden. Terlebih sekarang Aiden menghajar putra dari pria brengsek itu.

Aiden diancam.

Tbc.

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Where stories live. Discover now