Bab 59

83 14 26
                                    

Hari-hari setelah pertarungan meninggalkan sensasi yang aneh, tetapi bukan dalam artian buruk. Sudah lama sejak terakhir kali aku dan Beast duduk bersantai tanpa dihampiri masalah. Sebenarnya masih ada beberapa persoalan yang harus dibicarakan, tetapi itu menjadi urusan internal pengurus dewan. Kudengar mereka mulai sibuk membahas kelanjutan dari Perjanjian Darah antara penunggang naga dan penyihir.

Waktu sepagian ini kuhabiskan bersama Beast di tepi pantai. Sebagian besar waktu diisi dengan diriku yang membaca Persuasion karangan Jane Austen, sementara Beast menikmati saat-saat ketika dia hanya perlu duduk dan mendengar. Seiring matahari beranjak naik, segala sesuatu terasa seperti mimpi yang hampir tuntas sampai-sampai membuat jantungku berdetak lebih kencang. Alhasil kami sama-sama terdiam dan mengamati lautan, menanti seseorang membangunkan kami. Akan tetapi hal semacam itu tak kunjung terjadi.

Kini dari tempat kami berada, kulihat orang-orang mulai kembali sibuk dengan pekerjaan harian mereka. Aku mendengar teriakan penuh canda serta tawa anak-anak yang sedang bermain bola di sekitar pusat pemukiman. Di laut pun, para naga ur sibuk menjemur diri. Cahaya matahari membuat kilau indah terpantul dari sisik biru mereka.

DI tengah suasana yang damai itu, aku teringat pada Rufus dan Agnar. Kalau rencana naga itu berjalan sesuai keinginannya, maka bisa dipastikan Rufus telah kembali ke Bumi, sementara Agnar akan pergi jauh dari Andarmensia dan Dracaelum untuk menjalani kehidupan sebagai naga liar, yang merupakan hukuman kepada dirinya sendiri. Itu bukan hal yang terlalu buruk. Menyendiri akan memberinya ketenangan dan waktu untuk merefleksikan seluruh perbuatannya tanpa cemooh naga lain. Selain itu, dia seekor naga; kemampuannya menjaga diri seharusnya lebih baik dari makhluk hidup mana pun.

Aku meringis saat mengingat kata-kata kasarku pada Agnar. Terlepas dari rasa iba yang kurasakan, amarah tetap tidak terelakkan tak peduli sekuat apa usahaku menahan diri. Tapi, Agnar pun menyadari bahwa ucapanku atau Beast tidak salah. Adakalanya menerima hal buruk mengenai diri kita membuat segala sesuatu terasa lebih ringan.

Aku hanya tidak habis pikir semua rangkaian kejadian ini membuat Agnar berubah drastis. Dilihat dari segi mana pun, naga seperti dirinya tidak mungkin berbuat sejauh ini. Beast teramat yakin benak Agnar sudah hancur lebur—yang harus kuakui merupakan alasan masuk akal. Mau pikirannya hancur atau tidak, demikianlah keputusannya. Ada bagian dari diriku yang merasa lega karena Agnar menyadari kontribusinya dalam membentuk sisi gelap Rufus.

"Kuharap kalian tidak berniat menyimpan pusaka itu selamanya."

Aku tidak menyadari kehadiran Jacob. Dia mendekat dari samping bersama Varos di sisinya. Kuraih sepasang permata yang kusimpan di saku, mengamatinya sejenak, lalu turun dari punggung Beast untuk mengembalikan pusaka ke tangan penjaganya.

"Terima kasih, Jacob, Varos," ucapku. "Kalian pelatih yang luar biasa."

Jacob menyembunyikan senyumnya saat dia mengambil pusaka itu dari tanganku. Sorot bangga di matanya tidak dia tutup-tutupi. "Kalian berdua bekerja dengan sangat baik," pujinya. "Memang ada kekurangan, tetapi, aku terkesan."

"Terima kasih sudah membantu kami," ujarku. "Kalau kalian tidak datang, kami akan kalah duluan."

"Biasanya Draig tidak suka intervensi semacam itu. Dia merasa bahwa kami tidak punya hak lagi untuk membantu," akunya. "Tetapi, aku yakin kasus ini bisa dijadikan pengecualian. Lagi pula kau dan Beast benar-benar berlatih dalam waktu yang sangat singkat."

Jacob dan Varos tetap berdiri di samping kami. Mereka ikut mengamati lautan Modra yang membentang di depan. Semakin banyak naga ur berjemur di sekitaran pantai, membuat suasana kian ramai. Aku yakin tak lama lagi Beast akan terbang pergi mencari tempat yang lebih sepi.

"Ada rencana untuk masa depan, Cassidy?" tanya Jacob. "Menjadi ketua dewan penunggang naga, misalnya?"

Madam Jackson dan aku baru saja membicarakannya kemarin. Ketika dia pertama kali menyinggung soal itu, kupikir dia tidak bersungguh-sungguh. Tak kusangka Madam Jackson benar-benar berniat merekomendasikanku untuk jabatan tersebut.

Iltas 3: A Dance of Fire and SorceryUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum