"Lo ga boleh cengeng sekarang"

"Ketos SMA Dirgala masa cengeng" lanjutnya

Raka tersenyum, harapan nya untuk bisa bersama keira muncul kembali. Mereka melihat Keira lengkap dengan alat bantu medis terbaring lemah di atas ranjang.

"Tuhan, tolong yang kali ini buat raka yahh jangan di ambil atau di kasi ke orang lain" Raka menadahkan tangan nya sambil menutup mata seperti orang yang sedang berdoa

"Kali ini"

"Di ambil orang"

"Maksud lo apa hah? Gue ga ngambil Letta dari lo yaa!" Alvar merasa tersindir

"Ape lu hah? Gue mah lagi doa kenapa lu kesindir si"

"Sstt udah udahh jangan berisik nanti di usir satpam" celetuk Letta

...

Mentari datang menggantikan sang rembulan
Sepasang kekasih yang sedang duduk menikmati indahnya taman sekolah mereka

"Sayang"

"Hmm" Letta masih fokus dengan novel nya

"Yangg"

"Apasi kak al berisik deh"

"Si ketos tengil belum keliatan batang idungnya, masih di rs kah dia?"

"Iyaa kak Keira anak satu satu nya, mamah nya meninggal karna penyakit yang sama, dan papah nya sibuk kerja" jelas Letta

"Hubungan dia sama papah nya kurang baik yah yang? Anak nya masuk ICU tapi masi sibuk kerja"

"Maybe, intinya bang aka masi di rs nemenin kak Keira"

"Yaudah nanti pulanng sekolah kita kesana yah bareng anak Bragasta, mau ikut kata nya"

"Adel juga ikut" lanjut Letta

"Iyalah buntut nya Amar dia mah" mereka tertawa renyah

...

Bel SMA Dirgala berdering
Anak anak menyerbu begitu pintu gerbang terbuka, Anak inti Bragasta beserta leader mereka sudah menaiki kotor mereka masing masing menunggu sang bu ketu mereka

"Nahh tu bu ketu" Gema menunjuk ke arah Letta dan Adel yang menuju ke arah mereka

"Halo bu ketu,sudah makan siang?" celetuk Raden

"Mau mati kapan den?" Sambar Alvar

"Hyoloo pak ketu marah" Aska yang dari tadi diam membuka suara

"Ayo cintaku sayangku maniezku naik motor aa Amar yang paling kinclong" Adel duduk di jok belakang motor Amar

"Penyakit alay nya kambuh"

"Apa si , makanya cari cewe lo tu punya banyak fans pacarin la salah satunya, apa lo butuh bantuan si Raden?" Amar dengan nadanya yang mengejek Gema

"Enak aja lo, gue gamau jadi buaya darat kaya Raden"

"Gue lagi gue lagii" Raden menyalakan motornya

"Udah ayoo jalan"

...

Anak anak muda itu berjalan di koridor rumah sakit menuju Ruang ICU

"Gue takut" Amar mencairkan suasana

"Gue takut ada orang gila di sini" lanjutnya

"Iyaa ini emang Rumah sakit, tapi bukan Rumah sakit jiwa ege kaga ada orang gila di sini" geram Aska

"Orang mah takut di rs karna setan, lah dia"

"ORGIL" sahut Gema dan Raden bersamaan

"Sstt yang anteng" Alvar buka suara

...

"Raka gue turut berduka cita ya" ucap Raden

"Heh masih napas tolol" Amar menoyor kepala temannya yang minus akhlak itu

"Jaga omongan lu ye" Raka menunjukan genggaman tangannya bermaksud mengancam

"Etdah busett ganas juga ni bocah" celetuk Gema

"Kakak kakak bisa tolong diam tidak yah berisik ini rumah sakit loh" Adel muak mendengar percakapan mereka yang tidak bermutu

Mereka semua memantau keadaan Keira dari kaca besar yang menjadi pembatas. Saat kehenigan yang menguasai suasana disana terlihat Keira yang nafas nya tidak teratur, terlihat dadanya seperti begitu sesak, alarm berbunyi Raka memanggil dokter

Dokter datang tengan jas putih nya dan perawat datang dengan membawa peralatan medis. Raka terlihat begitu panik mereka encoba menenangkan Raka yang dari tadi menangis mengamati kekasih nya yang sedang berjuang melawan penyakitnya di balik kaca besar itu.

Ia berdoa agar kekasih nya bisa melewati masa kritisnya

'Bertahan lah, akan ku pasang kan cincin yang paling indah untuk semesta terindahku'

'I promise'
Batin Raka berkata

...

Tenang aku bakal up cepet ko kali ini hehe

ALVARIOWhere stories live. Discover now