14{Ikuti apa kata hati}

1.6K 88 10
                                    

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴋᴏᴍᴇɴ ʏᴀ
ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ📖

*🕊*
𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂 𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏𝒏 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂,𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖 𝒌𝒊𝒓𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒌

-𝑪𝑳𝑨𝑹𝑬𝑻𝑻𝑨 𝑪𝑯𝑬𝑳𝑺𝑬𝑨 𝑨𝑹𝑬𝑵𝑫𝑹𝑨
*🕊*

Bel istirahat terdengar sangat nyaring di iringi sorakan gembira para murid SMA Dirgala yang mulai berhamburan menuju ke kantin. Berbeda dengan dua gadis ini, mereka lebih memilih melanjutkan tugas mereka di kelas nya.

"Ahh lanjutin sekarang aja kali ya ta? Tau sendiri kan si botak suka nagih pr dadakan" oceh Adel sambil menulis yang di iyakan saja oleh letta.

'Tok tok'

Seseorang mengetuk pintu kelas yang terbuka lebar "Masuk aja kak" Adel mempersilahkan Alvar masuk.

Alvar menaruh semangkuk salad buah dan air mineral atas meja tepat di depan Letta "Di makan yah nanti magh kamu kambuh" Alvar mengelus rambut Letta.

Letta menghembuskan nafas kasar, menutup buku nya dan menoleh ke Alvar dengan tatapan yang sulit di artikan.

'Letta sayang sama kak Al, tapi kenapa ya tuhann disaat kita saling mencintai dunia seperti tidak menerimanya,rasa ini yang ku kira akan membahagiakan ku, tapi kenyataan nya begitu sesak' rintih Letta dalam diam.

Tak terasa air matanya menetes sempurna di pipinya. Sesak rasanya memendam sendirian, ia belum sempat cerita pada Adel ia juga ga mungkin ceritakan ini semua pada Alvar.

"Sayang ko nangis si? Kamu dari pagi ini kenapa? Mood kamu lagi kurang bagus yah? Atau kemarin kita pulang kesorean yah terus kamu di marahin papah?" tanya Alvar bertubi-tubi.

Letta tersenyum simpul "Ga ko ga gapapa, moodnya lagi kurang bagus aja" jawab Letta sesegukan. Alvar merengkuh gadis itu di dalam pelukan nya, ia yakin ada yang di tutup tutupi dari gadisnya.

"Udah cup cup jan nangis lagi okee sekarang makan dulu, ngengg ngenggg" Alvar menyuapi Letta seperti bocil sd

"Oh iya kak Al nanti pulang sekolah Letta nya Adel pinjem ya" izin Adel

"Jan pulang sore sore"

...

Dua gadis itu sedang menuju gerbang sekolah untuk pulang. Tatapan Letta tertuju pada seorang anak laki laki yang melambaikan tangan kepadanya yaa siapa lagi kalo bukan Alvar.

"Kak aku mau ngopi dulu yah sama Adel nanti kalo udah sampe rumah aku kabarin"

"Siap bu bos!!" Ucap nya sambil hormat

Letta tersenyum

Sesampainya di coffe store dekat sekolah mereka duduk di salah satu meja yang ada di bagian outdoor coffe store itu. Adel pergi ke dalam untuk memesan dan tinggal lah Letta sendiri "Sendiri aja neng" Raka tiba tiba datang sambil membawa secangkir kopi.

"Loh bang akaa"

"Sama Adel yah? tadi ketemu di dalem"

"Iyaa, bang akaa sendiri ke sini?"

"Biasalah pusing abis rapat osis, buruh kopi"

Adel datang membawa pesanan mereka berdua, ia duduk di depan Letta karna Raka menduduki kursi yang berada di samping Letta.

Awal nya mereka mengobrol ngobrol biasa sampai akhirnya Letta menceritakan semuanya kepada mereka. Mereka tercengang, kaget apa yang baru saja ia dengar tadi dari mulut Letta.

"Demi apa Alvar musuh bebuyutan abang lo ta?!!" Adel masi tak percaya

"Ngapain gua boong del"

"Jangan ada yang tau selain kita yah" lanjutnya lirih

"Terus lo masi mau lanjutin ta?" tanya Adel

"Lantutin?! Maksudnya mereka pacaran del?" Lagi lagi Raka dibuat terkejut

"Maap bang Letta belum sempet cerita"

Satu kalimat yang membuat Raka terdiam sempurna.Rasanya sakit ketika kalimat itu terdengar di telinganya. Tubuhnya terhuyung lemas menyender pada senderan bangku yang ia duduki. Hatinya terasa sesak harapan bisa bersama Letta hancur berkeping keping. Tetapi ia tak tau harus terlihat bagaimana di hadapn Letta.

"Iyah gapapa ta" jawabnya lirih, matanya tak sanggup menattap Letta kembali

"Ikutin aja apa kata hati kamu ta" ucapnya kembali, masi menunduk

"Kalo emang lo sayang sama kak Al, jalanin aja dulu ta siapa tau abang lo bisa luluh" Saran Adel sambil menepuk nepuk pundak Letta

"Kalo ada apa apa cerita yah, lo ga sendiri ko ta" Adel mencoba menenangkan Letta

...

Tatapan nya belum bisa berpaling, masih menatap bintang yang berkilau di gelapnya malam. Gadis itu masih merenung ia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya tetapi usaha yang ia lakukan itu hasilnya nihil. Perasaan dilema itu masih terus saja menghantui dirinya.

Ia duduk di balkon kamarnya pandangannya masih ke atas sana, sesekali ia membalas chat dari kekasihnya. Ia menuggu abangnya mengabarinya, tidak biasanya abang kesayangan nya itu tidak mengingatkan ia makan atau plin tidur. 'Mungkin ia benar benar marah' pikir Letta.

...

Disisi lain Rian yang sedang dilanda api amarah melampiaskan dengan pergi ke club "Bro udah lah kita pulang, kau minum terlalu banyak" Rangga menuntun boss nya itu.

"Lepas!"

'Prang'

Rian melempar salaah satu botol bir yang ada di meja itu. Semua orang yang ada disana terkejut "KENAPA HARUS MUSUH GUA NGGAA?!" teriaknya di hadapan Rangga. Rian terhuyung ke lantai Rangga dengan sigap menangkapnya. Air mata itu sudah lolos dari matanya dan membasahi pipinya "Kenapa dari sekian banyak nya cowo, adek gua milih orang yang gua benci" Lirih Rian.

𝐒𝐄𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐘𝐀𝐀
𝐏𝐄𝐍𝐀𝐒𝐀𝐑𝐀𝐍? 𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐊𝐎𝐌𝐄𝐍 𝐁𝐈𝐀𝐑 𝐀𝐊𝐔 𝐂𝐄𝐏𝐄𝐓 𝐔𝐏 𝐘𝐀 𝐇𝐄𝐇𝐄𝐄

ALVARIOWhere stories live. Discover now