06

0 0 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi, Kila, Bianca dan juga Kiara berjalan menuju kantin. Mereka berpapasan dengan Alam dan temannya.

"Widihhh...cecan mau ke kantin?." Tanya Gilang sokab.

"Kagak, mau ke pasar gue." Jawab Bianca memutar bola matanya malas.

"Buta mata Lo? Jelas-jelas mau ke kantin masih aja nanya." Semprot Kila.

"Buset.. Kila makin lama makin pedes ya, galak lagi." Ucap Gilang.

"Ho'oh, padahal dulu pendiem banget, sekarang udah cosplay jadi reog" Timpal Rasi.

"Bacot." Kila langsung saja meninggalkan mereka dan berjalan mencari tempat duduk.

Dia duduk ditempat orang yang baru saja selesai ditempati, lalu dia memainkan ponselnya.

"Kila kalo udah nyaman dan akrab sama orang dia akan mengeluarkan sifat aslinya, ya gitu deh orangnya gak suka basa basi." Jelas Kiara.

Dia menyusul Kila dengan tangannya yang digenggam oleh Restu. Di ikuti Bianca, Rasi dan juga Gilang.

Yang bucin mah beda-_-.
Saat semua sudah duduk Kila menyimpan ponselnya dan melihat mereka.

"Mau makan apa?." Tanya Kila pada Kiara dan Bianca.

"Gue batagor aja deh, minumnya es jeruk." Jawab Kiara. Kemudian dia bertanya pada Restu.

"Res, kamu mau apa?."lanjut Kiara. Belum sempat Restu menjawab suara Kila sudah memotongnya.

"Gak ada, enak aja...gue nanya Lo sama Bianca doang, kalo yang laki mah beli sendiri." Ucapan Kila membuat Restu memutar bola matanya.

"Iya-iya."

"Kalo gue mau siomay aja deh minumnya es teh." Kini giliran Bianca yang menjawab.

"Oke." Setelah mengatakan itu Kila langsung saja pergi ketempat penjual tersebut. Penjual batagor dan siomay menjadi satu, jadi dia tak perlu repot untuk mondar-mandir.

Sedangkan Restu, dia menatap Gilang berniat akan menyuruhnya, namun Gilang sudah mengetahui rencana itu dia menolaknya.

"Gak...masak gue mulu yang pesen, Alam nih sekali-kali, atau gak Rasi, tapi Lo juga gapapa sih." Tolak Gilang setengah jengkel.

"Gue juga lagi males, mending Lo aja sana." Ujar Rasi.

Alam bangkit lalu berjalan untuk memesankan mereka tanpa bertanya terlebih dahulu. Menurut Alam itu terlalu lama dan buang-buang waktu untuk dia yang tidak suka basa-basi. Dan pastinya dia malas untuk pesanan yang berbeda.

"Eh... Al Lo mau pesen? Ditanya dulu kita mau apa main pergi aja Lo." Ucap Rasi setengah berteriak, dia heran sama temannya yang satu itu irit bicara. Tinggal ngomong mau pesen apa eh main nyelonong aja padal kan ngomong gratis gak bayar.

Sedangkan Alam, dia terus berjalan tanpa mempedulikan teriakan Rasi yang mungkin sudah dibumbui dengan kalimat sakralnya.

"Woi ..Dasar Alam semesta kampret, punya temen kok gini amat, yang satu bulol, satunya kulkas berjalan, satu lagi kek topeng monyet." Lanjut Rasi. Kalimat terakhir dia sambil melihat ke arah Gilang.

"Lo ngatain gue kek topeng monyet hah? Daripada elo kek babi ngepet." Balas Gilang yang tak terima dikatain topeng monyet.

"Terima aja sih, orang bener kok yang dikatakan Rasi kek topeng monyet." Kata Bianca yang mungkin membela Rasi. Dia masih dongkol karena Gilang selalu saja membuat dirinya emosi.

Sedangkan Rasi dia sudah tertawa, melihat Gilang ternistakan.

"Apaan Lo, rabun mata Lo? Sampe gak liat gue yang gantengnya mirip Zayn Malik, asal Lo tau ye Zayn Malik itu kembaran gue." Ucap Gilang yang narsisnya selalu tinggi.

"Dih... ngaku-ngaku lagi jadi kembaran Bebeb gue. Enak aja muka Lo tuh kek keset welcome."

Rasi tambah ngakak melihat Gilang yang sedang kesal. Kiara juga ikut tertawa karena muka Gilang yang sangat halal untuk digaplok. Sedangkan Restu dia terkekeh kecil.

"Hilih.. emang bener kan gue Mirip Zayn Malik".

Kila yang berjalan bersama kang Mail dibelakangnya mendengar kalimat narsis Gilang. "Masalahnya Zayn Malik gak mau dimiripin sama Lo". Savage. Gilang terdiam mendengar ucapan Kila. Sekali ngomong langsung di ulti.

"Engga, canda gue". Kalimat itu tak membuat Gilang reda, justru malah membuat Gilang semakin kepikiran.

"Hayoloh...si Gilang ngambek sama Lo Kil, dia kalo ngambek lama loh". Kata Rasi menakut-nakuti Kila.

"Terus?."

"Lo ngeselin banget ya."

Kila hanya menaikkan satu alisnya. Hal tersebut membuat Rasi tambah kesal, bukan cuma Rasi, Gilang pun juga ikut kesal dengannya.

"Yaudah gue diem aja."

Tak lama kemudian Alam juga datang dengan diikuti Mang Udin yang membawa sebuah bakso. Alam mendudukkan dirinya di dekat Gilang.

"Monggo dimakan". Kata mang Udin dengan logat Jawa indo nya.

Rasi yang mendengar kemudian menyeletuk. "Mang, kalo ngomong yang bener atuh... Dicampur gitu bahasanya jadi bingung".

"Haduuhh...hampura atuhh suka lupa sama Indonesianya."

"Mang Udin orang Jawa ya?." Tanya Bianca.

"Iya neng maklumlah...udah satu tahun di Jakarta tapi jawanya masih kerasa."

Gilang yang merasa tak ada minuman dia menyela percakapan Bianca.

"Gapapa masih bagus itu gak melupakan bahasa daerah, tapi mang ini minumnya mana ya? Bisa-bisa keselek ntar kalo dikasih minum."

"Iyaa....sampe kelupaan kan.. yaudah mamang ambil dulu yaa."
Mang Udin pergi mengambil minumandan menyerahkannya.

Semua makan dengan hikmat, sesekali Gilang merusuhi Bianca juga dengan Rasi. Sedangkan yang lain hanya menonton dan melanjutkan makan tidak berniat melerai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LanakilaWhere stories live. Discover now