03

5 3 0
                                    

Jangan lupa vote and komen.

Setelah kepergian Gilang datanglah seorang cewek menghampiri meja mereka.

"Hai." Sapa cewek itu.

"Boleh gabung gak?."

"Gak." Ketus Alam.

Dia adalah seseorang yang menyukai Alam sedari dulu, namun Alam tidak merespon. Namanya Rani Simbolon, gadis yang dikenal sopan dengan semua orang, tapi tidak dengan Alam dkk yang sudah melihat sifat aslinya.

Alam risih dengan kelakuannya yang selalu menggangu dirinya.

"Kenapa? Tempatnya udah mulai penuh, takut gak kebagian." Rani berbicara dengan nada yang dilembutkan.

"Belum, bukan udah." Ketus Alam yang mulai jengah dengan Rani.

Restu yang melihat hanya diam, tidak ingin ikut campur urusannya, sedangkan Bianca dan Kiara nampak bingung. Berbeda dengan Kila yang tampak tak setuju dengan Alam. Karena tempatnya mungkin masih cukup untuk satu orang.

"Boleh, duduk aja gapapa." Sahut Kila. Alam langsung menatap tajam kearah Kila, sedangkan Kila tampak acuh.

Rani tersenyum lebar "makasih." Dia duduk disebelah Alam.

Alam yang malas, dia berdiri dan meminta Bianca untuk bertukar tempat duduk.

"Pindah."

"Gak ada, ngapain pindah? Emang kenapa kalo disana?." Kila melarang Bianca untuk pindah tempat.

"Bianca." Tekan Alam.

"Enggak, kenapa sih? Sama aja perasaan."

"Al, ngapain mau pindah? Aku ngeganggu ya? Yaudah deh aku pindah aja." Sahut Rani yang akan berdiri

"Eeh, gak usah di sini aja, udah penuh tempatnya." Tahan Kila dan membuat Rani duduk kembali dan berterima kasih padanya.

"Dan Lo, tinggal duduk kenapa sih dianya juga gak ganggu kok." Lanjut Kila.

"Gak." Ketus Alam.

"Ngomong panjang dikit napa? Gratis juga gak bayar."

"Gak."

"Serah deh, Lo gak pegel apa berdiri terus? Tinggal duduk aja susah apa susahnya sih."

"Tinggal pindah aja susah." Alam yang mulai pegal, dia mengeluarkan uangnya yang berwarna biru kepada Bianca.

Bianca yang sudah disogok begitu langsung berdiri dan bertukar tempat. Melihat Bianca yang sudah berdiri Alam langsung duduk disebelah Kila.

"Lo ngapain pindah sih?." Kesal Kila.

Bianca yang diberi pertanyaan itu hanya cengengesan "hehe, lumayan buat beli seblak nanti." Dia memperlihatkan uang biru kepada Kila.

"Mata duitan Lo."

"Bacot." Bianca lebih memilih memainkan hpnya, Kila mendengus sebal kepada Bianca.

Tak lama pesanan mereka datang beserta dengan Gilang dan Rasi di ikuti kang Somat yang membawa makanannya.

"Eeh ada Rani, mau ngapain Ran?." Tanya Rasi jutek. Dia tidak menyukai Rani sedari dulu, menurutnya Rani itu kek caper, kegatelan, sok imut, dll. Ya gitulah pokoknya.

"Hah? Oh mau nebeng tempat duduk, soalnya udah penuh, Gapapa kan?." Jawab Rani lembut seraya tersenyum.

"Oh."

"Dih, sok cool Lo." Sahut Gilang.

"Biarin." Gilang memutar bola matanya malas.

"Nuhun kang." Ucap Kiara saat kang Somat selesai menaruh makanannya.

LanakilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang