05

5 2 0
                                    

Happy reading:)

"Hal yang paling gue benci adalah saat gue mengingat bahwa dia ayah gue." _-AnugrahSr.

Sebuah kamar minimalis yang di desain modern dengan diberi cat berwarna putih membuat kesan kamar yang estetik. Seseorang lelaki tengah tertidur pulas.

Tetapi tidurnya nampak terusik saat dia mendengar sayup-sayup orang yang sedang bercekcok. Dengan wajah bantalnya dia bangkit dan menajamkan pendengarannya. Dia adalah Reza, kakak dari Kila.

Dia mendengar seseorang tengah beradu mulut, lalu berniat menghampiri. Ketika sampai dia tidak langsung melerai melainkan mendengarkan apa yang tengah diributkan.

Reza berdiri di balik tembok. Kedua orang tuanya sedang berselisih pendapat di ruang makan.

"Kamu serius mas?."ucap Laras, yang tak lain adalah ibunya.

"Apa ini gak keterlaluan? biarin Reza menentukan hidupnya sendiri, jangan tuntut dia untuk menjadi seperti yang kamu mau. Dia juga punya pilihan mas!!." Lanjut Laras.

Ucapan ibunya membuat Reza mengernyit heran saat ibunya menyebutkan namanya.

"Keterlaluan gimana?! Ini udah yang paling baik untuk dia biar dia punya masa depan yang mapan. Sudah cukup aku membiarkannya bebas, sekarang dia harus mengikuti apa yang aku inginkan." Tekan Rangga, Ayahnya.

Reza keluar dari tempat persembunyiannya.
"Aku gak mau." Tegas Reza.

Rangga dan Laras yang mendengar itu sontak menoleh ke arah anaknya. Apa dia mendengar semuanya?_-batin Laras.

"Harus mau! mau jadi apa kamu kalo gak ngikutin kemauan ayah." Sentak Rangga.

"Sudah cukup!, aku selalu nurutin kemauan ayah termasuk mengurus perusahaan. Dan sekarang ayah minta aku untuk menerima perjodohan konyol ini? Aku gak mau." Tekan Reza.

Laras menenangkan Reza agar dia tidak lepas kontrol.

"Kamu jangan egois mas! Pikirkan juga bagaimana perasaan anakmu." Ucap Laras.

Rangga mengangkat vas bunga dan memecahkannya.
"Siapa yang egois?!." Bentak Rangga.

Reza melindungi bundanya agar tidak terkena pecahan kaca dengan mendekap kepala Bunda. Namun pecahan kaca tersebut malah menggores lengan Reza yang memakai kaos pendek. Hal tersebut membuat Reza naik pitam.

"Aku gak mau tau! Reza harus menerima perjodohan dengan rekan bisnis ku itu." Lanjut Rangga.

"Apa yang saya dapat kalo menuruti kemauan anda?." Tanya Reza dengan wajah datar, dia mencoba mengontrol emosi. Gaya bicaranya juga diubah.

"Kamu akan mendapatkan beberapa aset perusahaannya, hidup mu akan terjamin kedepannya."

"Hhhh,....gila harta." Reza terkekeh mendengar jawaban dari sang ayah.

Ayah macam apa itu, dipikirannya hanya harta, tahta dan kuasa aja. Bahkan rela mengorbankan anaknya demi perusahaannya, tidak mementingkan bagaimana perasaan anaknya, bagaimana kemauan anaknya itu.

Karena perjodohan tersebut dapat mengembangkan perusahaan karena di Galang dana dari rekan bisnisnya. Jadi dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan beberapa keuntungan.

Ucapan Reza membuat ayahnya marah. Karena sudah terpalang amarah dia menggebrak meja.

"Kalo gak punya harta mau makan apa kamu!! Mau makan batu hah?! Ini juga demi kebaikan kamu sendiri Anugerah!."

"Kebaikan apa?!! Itu bukan kebaikan namanya, anda hanya mementingkan diri sendiri demi mendapatkan keuntungan, saya gak gila harta seperti anda."

"Ya, saya gila harta, jadi kamu harus mau menerima perjodohan ini."

LanakilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang