28

1.5K 167 6
                                    


"Bisa dijelaskan sekarang?"

Sekarang Karina berada di apartemen minjeong. Setelah minjeong menyuruhnya makan dan mandi, Karina langsung meminta penjelasan darinya.

"Setelah kecelakaan keadaanku sangat kritis, dan aku dipindahkan disini. Aku koma selama beberapa bulan karena mengalami benturan keras, beruntungnya aku tidak mengalami amnesia. Dan kenapa aku memilih disini? Karena aku di tugaskan disini dan aku juga sudah merasa nyaman Karina-ya. Maafkan aku." Jelasnya.

"Terus kenapa kamu berpura-pura gak kenal aku?"

"Sebelum meeting aku menemui Minju terlebih dahulu, dia menyuruhku untuk berpura-pura, itu ide minju." Minjeong menunduk, dia memainkan jari jarinya.

'kim minju sialan!' umpat Karina di batinnya.

"Terus kenapa kamu bisa jadi CEO? Apa hubungan kamu dengan keluarga Kim?"

"Itu-"

"Minjeong?" Panggilan seseorang membuat minjeong menghentikan ucapannya. Ternyata sejeong datang berkunjung tanpa mengabari.

"Eoh, iya kak kenapa?" Minjeong menghampiri.

"Lohh lagi ada tamu, ya. Wahhh kau cantik sekali? Pacarnya ya?" Goda sejeong membuat Karina tersenyum malu.

"Kakkk!"

"Aku bercanda." Sejeong mengangkat kedua tangannya.

Minjeong mendengus kesal, "kenapa kakak kemari? Tumben sekali."

"Ckk, aku cuma mau ngasih ini. Itu dari tunangan ku." Sejeong memberikan sebuah cake kepada minjeong.

"Wahhh, baik sekali tunangan mu. Hehe, semoga dia betah denganmu." Ucap minjeong dengan cengengesan.

"Terserah, yaudah aku pulang dulu."

"Ehh, gak mampir dulu kak?"

"Gak, lagian kakak gak mau ganggu orang pacaran." Ucapnya lalu langsung pergi.

Setelah sejeong pergi, suasana menjadi canggung. Ucapan sejeong juga gak salah, tapi salah. Menurut Karina, gak salah. Tapi menurut minjeong, kak sejeong salah, waktu itu dirinya udah pernah mengajukan kata 'putus'.

Karina menyenderkan tubuhnya ke sofa, matanya terpejam dan tangannya menyilang. Minjeong hanya memperhatikannya sedari tadi.

"Bogosipeo, Minjeong-aa."

"Hidup tanpamu selama lima tahun membuatku tak tenang, aku tersiksa. Setiap malam- ah enggak, bahkan tiap hari aku selalu memikirkan mu. Apa kau juga melakukan apa yang kulakukan?"

Tak ada jawaban, hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka. Kedua wanita dewasa itu saling bertatapan.

"Kau tau? Setelah kau pergi, aku selalu mendatangi apartemenmu berharap kamu akan pulang. Namun nyatanya enggak, aku cukup frustasi waktu itu." Jelas Karina.

Minjeong menghelakan nafas, "Aku juga merindukanmu. Aku juga selalu memikirkan mu seolah-olah itu semua udah jadi hobi ku."

"Lantas mengapa kamu gak kembali?" Tanya Karina, bahunya mulai bergetar.

"Aku tak bisa Rina. Maafkan aku. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku disini."

"Aaa~ ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu dengan heeseung?" Tanya Minjeong.

"Perjodohan itu udah berakhir! Semuanya udah berakhir!! Kau tau? Aku sangat bahagia, berarti aku masih bisa bersama denganmu."

Minjeong berpindah duduk di samping Karina, lalu memeluknya. Minjeong tau, Karina hanya butuh pelukan. Pelukan yang selama ini Karina rindukan.

"Jangan pergi lagi!!" Isak Karina memeluk erat Minjeong.

"Uhmm, aku gak bakal kemana-mana." Tangan minjeong menepuk-nepuk pelan punggung Karina.

"Laper, gak?" Minjeong memecahkan keheningan.

Karina hanya menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya.

"AKU SANGAT MERINDUKANMUUUUU!" Teriak Karina tertahan dengan sedikit menggeliat. Minjeong hanya terkekeh melihat tingkah Karina.

"Aku juga."

.

.

.


To be continued

Jangan lupa votment 💐





Falling For You; Winrina [END]Where stories live. Discover now