08

1.5K 178 4
                                    


"Aduh li, sabar Napa jangan buru buru, lagian siapa sih yang mau ngehukum kita?" Dumel Minju.

"Gak ada sih..."

"Tuhkan gak ada, jadi san-"

Brukk

"Eh, lo kalo jalan- eoh, Minjeong?" Ucap Lia, lalu membantu minju bangun.

"Maaf, kak! Maaf, aku buru buru tadi." Minjeong mengebungkukan badannya.

Minju terdiam, ia mengamati wajah Minjeong, tiba tiba matanya merasa panas dan ya, minju menangis.

"Eh, ju Lo Napa nangis?" Tanya Lia, panik.

"Ehh.. kak ada yang sakit ya? Duh, maaf yaa, sekali lagi aku minta maaf, kalo ada yang sakit ngomong aja ke aku, nanti aku tanggung jawab!"

"Maaf ya, Minjeong buru buru, pokoknya kalo ada yang luka Minjeong tanggung jawab kok! Permisi." Lanjut Minjeong, lalu berlari menuju kelasnya.

"Ju, lo kenapa sihh? Jangan bikin khawatir dehh." Tanya Lia setelah Minjeong pergi.

"Li... Dia Minjeong kan? Sepupu kita." Lia terdiam.

"Gue gak tau, gue kan baru di keluarga lo Ju. Jadi maklum."

"Itu loh Li, foto anak kecil yang di pajang di kamar gue, sama doyoung oppa." Jelas Minju, membuat Lia mengingatnya.

"T-tapi, kata doyoung oppa adeknya ikut dalam kecelakaan itu, Ju." Sekarang giliran minju yang terdiam.

"Gue bakal selidiki ini, Li. Dia beneran Minjeong atau bukan." Ucap Minju penuh semangat.

"Gue ikutan deh, kepo juga."

-000-


"Hei, gue punya tebak tebakan." Ucap yujin.

"Paan tuhh?" Tanya ryujin, yang mungkin tertarik dengan tebak tebakan itu.

"Bus, bus apa yang paling keren?" Yujin terkikik geli.

"Tayo gak sih?"

"Salah."

"Eeee... Bus yang isinya orang good looking and good rekening?" Yujin menggeleng.

"Ngaco Lo."

"Terus jawabannya apa?"

"Buset, ya gue lahh." Yujin Menaik turunkan alisnya.

"Idih, idihh."

"Pfft.. ada lagi gak?" Tanya Ning Ning.

"Umm... Hewan apa yang baik?" Yujin memperhatikan ketiga temannya yang sedang berpikir.

"Kucing? Atau anjing?" Tanya Minjeong, yujin menggeleng.

"Merpati Cui, dia kan setia."

"Apa hubungannya setia sama baik, Ning?" Tanya yujin.

"Gak tau, yang pasti merpati setia kek gue." Sahut Ning ning, yujin hanya menanggapi dengan memutar bola mata.

"Gue nyerah, pasti jawabannya di luar nalar nih." Sahut ryujin.

"Gajahat." Yujin tertawa melihat ekspresi wajah ketiga temannya yang keliatan frustasi. Minjeong menghela kan napas agar tidak mengeluarkan emosi.

"Kan, udah gue tebak."

"Gak salah sih." Gumam Minjeong.

"Lagi gak?" Yujin menampilkan senyum menyebalkan.

"Kamu nanyeaa." Ning ning memutar bola matanya.

-000-

Karina menyenderkan kepalanya di bahu Minjeong sambil menikmati pemandangan dari atas roof top. Tangan Karina menggenggam erat tangan Minjeong. Karina mengajak Minjeong untuk membolos berdua aja.

"Gue suka liat pemandangan, tapi entah kenapa lo itu lebih enak di pandang." Karina mendongakkan kepalanya.

Wajah Minjeong bersemu, "Masa sih?"

"Iyaa sayang."

Keadaan kembali hening, mereka sama sama menikmati semilir angin yang berhembus.

"Lo gak kedinginan, kak?" Tanya Minjeong.

"Dingin, tapi kalo di peluk kayaknya bakal hangat dehh." Karina menampilkan senyumnya.

Minjeong tertawa kecil, dengan berani ia memeluk tubuh Karina lalu mengecup keningnya.

"Sekarang udah hangat kan?" Karina mengangguk, kepalanya mendusel dusel leher Minjeong lalu menghirup aroma tubuh Minjeong.

"Aku ngantuk.."

"Yaudah tidur, aku jagain kok." Minjeong mengelus lembut punggung Karina.

Tak lama terdengar suara dengkuran halus, Minjeong menunduk guna menatap wajah Karina yang sedang tertidur. Lama menatapnya, Minjeong tersenyum malu karena sadar ia menatap Karina terlalu dalam. Dirinya juga merasakan jantungnya berdetak dua kali lipat.

Minjeong mengambil earphone milik Karina, yang kebetulan juga ia udah di ajarin cara memakainya. Minjeong memejamkan matanya guna menikmati lagu, tangannya sembari mengelus rambut Karina.

Karina terbangun dengan langit mulai berwarna jingga, ia juga merasa seperti ada beban di atas kepalanya. ternyata Minjeong ikut tertidur.

Nghh

Ah! Ternyata pergerakan kecilnya membuat Minjeong terbangun.

"Eohh, maaf aku tertidur." Karina manahan salting karena mendengar suara serak Minjeong.

"Tak apa," gumam Karina.

"Eumm... Ayo pulang, aku akan mengantarkanmu sampai depan." Ajak Minjeong.

Kedua sejoli tersebut keluar dengan bergandengan tangan.

-///-


"Maaf, aku mengantarkanmu dengan menggunakan bus. Harusnya kau menelpon supir saja." Sesal Minjeong, ia merasa tak enak pada Karina yang bernotabe anak orang kaya yang apa apa menggunakan kendaraan pribadi.

"Gue bilang gak papa Minjeong, kalo kek gini kita bisa menikmati waktu berdua, bukan?" Karina menunjukan senyum manisnya.

"Eumm... Tapi Minjeong ah, aku sendirian dirumah. Boleh aku menginap di rumahmu saja?" Tanya Karina penuh harap.

Karina bilang, dia sendirian di rumah. Tapi nyatanya enggak, ortunya bahkan ada dirumah, ia berbohong buat bisa sama Minjeong seharian.

"Benarkah?" Karina mengangguk, Minjeong diam untuk menimang.

"Boleh gak boleh, lo pasti bakal maksa gue buat ngizinin kan?" Tanya Minjeong, Karina menampilkan cengiran kuda.

"Itu tau, baiklah, itu busnya datang. Ayo!" Karina merangkul lengan Minjeong.

.

.

.


To be continued

Jangan lupa votmet ❤️

Falling For You; Winrina [END]Where stories live. Discover now