05

1.7K 176 4
                                    


"Untung aja gue gak telat." Minjeong menghelakan napas, dia berlari dari apart hingga ke sekolah padahal ada bus lewat tadi.

Minjeong terlambat bangun sebab harus mengerjakan tugas sekolahnya yang hampir lupa. Sebenernya bisa aja minjeong nyontek Ning ning, tapi dirinya merasa tak enak karna dia merasa masih baru.

Minjeong memegang lututnya, kakinya terasa seperti jelly akibat berlarian belum lagi nafasnya yang tersengal-sengal.

"Kasian sekali, apa lo butuh tumpangan buat Dateng ke sekolah?" Minjeong mendongak, ternyata itu dayeon.

"Lo lagi? Sebenernya lo mau apa?" Tanya minjeong.

"Mau gue itu lo keluar dari sekolah ini." Ucap Dayeon melipat kedua tangannya didepan dada.

"Dih, anda siapa ya ngatur ngatur saya? Minggir, gue mau ke kelas." Ketus minjeong.

Minjeong menabrak bahu dayeon, tapi di tangannya langsung ditahan oleh chaehyun.

"Ckkk, lepasin gue!"

"Dengarkan baik baik, lo gak akan betah berlama-lama disini dasar anak miskin."

Degg

Ucapan dayeon itu seperti menusuk hatinya, minjeong sadar diri dirinya bukanlah anak kalangan atas. Tapi apakah pantas ia menerima Bullyan karna tidak sama seperti mereka?

Plakk!

"Jangan melamun, dan tolong kerjakan tugas gue. Gue mau ke kantin, jangan sampai salah, awas kalo salah!" Ancam dayeon melempar buku ke muka minjeong, lalu pergi.

Kejadian tersebut tak luput dari pandangan para siswa yang lainnya. Minjeong masih terdiam menatap lantai, tak memperdulikan bisikan para murid.

.

"Minjeong, Lo lagi apa? Kenapa ngerjain tugas, liat punya gue aja nih." Ning ning memberikan bukunya ke minjeong, minjeong tersenyum.

"Enggak usah Ning, ini punya dayeon. Mapel nya susah sekali ya, hehhe." Minjeong menggaruk tengkuknya tak gatal, Ning ning membelalakkan matanya.

"Hei, apa yang lo bicarakan? Punya Dayeon? Kenapa lo mau melakukannya sih? Sini biar gue labrak anaknya." Ucap Ning ning menggebu-gebu.

"Eh, gak usah Ning gue ikhlas kok ngerjainnya." Cegah minjeong.





"Goblok, kenapa salah dua huh?" Umpat Dayeon, minjeong menatapnya jengah.

Niatnya mau ke kantin ia urungkan, Karena minjeong disuruh untuk Dateng ke kelas dayeon.

"Wajar, kan gue belum di ajari itu."

"Alesan, ngomong aja lo sengaja kan?" Sinis Dayeon.

"Lo kan murid beasiswa otomatis kau pintar, pabo." Ejek xiaoting.

"Setidaknya terimakasih kek, karna gue mau mengerjakan tugas lo." Minjeong mendengus kesal.

"Kau berani melawan, huh?

"Udahlah day, dia murid beasiswa pasti di sekolahnya dulu itu gurunya gak sepintar disini." Xiaoting memegang bahu dayeon.

"Gak usah ngejek tempat gue sekolah dulu, bisa?" Kesal minjeong. Tau gini dia gak akan nerima tawaran seulgi kalo bukan karna sejeong yang memintanya, orang yang telah ia anggap kakak.

"Ada yang mau marah nihh." Ejek Dayeon. Melewati mata Dayeon menyuruh chaehyun mengambil sebotol minuman yang tergeletak di atas meja, lalu...

Byurrr

Minjeong terkejut, lagi lagi dia disiram.

"Oy guys, ada yang ultah nihh. Ada yang bawa tepung gakk?" Ucap Dayeon kepada teman kelasnya yang sedari tadi hanya menonton.

"Gue bawa nih... Tadaaa!" Xiaoting memperlihatkan tepung yang berada di kedua tangannya.

Dayeon mendorong minjeong sampai terjatuh di lantai, lalu xiaoting dan chaehyun mulai melemparinya dengan tepung. Minjeong menunduk tanpa melawan, percuma dia latian taekwondo disekolah lamanya kalo bukan buat jaga diri.

Pukk

"Lo bawa telur Chae? Kok gak bilang, sini gue minta." Dayeon merebut tiga telur dari chaehyun.

"Hentikan!"
Seisi kelas menengok, terdapat sang primadona memasuki kelasnya.

"Ekhm! Kak Karin ngapain di sini?" Tanya Dayeon, Karina hanya melirik sinis. Tanpa banyak kata, Karina menghampiri minjeong yang terduduk.

"Lo gak papa?" Minjeong menggeleng, lalu Karina mengangkat minjeong supaya berdiri.

Seisi kelas mengaga, sebelumnya mereka belum pernah melihat Karina membantu korban bully yang di lakukan oleh Dayeon.

"A-ada apa ini? K-kenapa dia membantunya?" Ucap xiaoting masih dengan rasa syok nya.

"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Sini ya biar aku kasih tau. Anak itu kekasih Karina, kalian jangan macam macam kepadanya atau kalian akan berakhir buruk." Ucap Giselle dengan lantang.

"Terutama lo, Dayeon." Lanjut Giselle.

"Udah Selle, yok balik." Lia mendorong bahu Giselle agar pergi untuk menyusul Karina.

-///-

"Makasih udah bantuin gue." Minjeong menghelakan nafas, dia udah ganti baju yang udah di siapkan sama Karina.

"Lo pacar gue, jadi wajar gue bantu."

"Btw, mau bolos bareng gak?" Lanjut Karina.

"Gak deh makasih, gue disini baru beberapa hari masa udah main bolos aja." Ucap minjeong menolak.

"Gak papa, kita bolos bareng sama temen gue. Ayoo!" Karina menggandeng tangan minjeong.

"Emangnya mau kemana?"

"Ke rumah Lia, soalnya rumahnya sepi." Jelas Karina.

.

"Loh, ini kan rumah..."

"Lo udah pernah kesini, Jeongie?" Tanya Giselle.

"Bukankah ini rumah doyoung Oppa?" Lia mengangguk mengiyakan.

"Woahh! Lia-ya kok lo kagak bilang sih kalo minjeong pernah ke sini?" Protes Giselle.

"Bacot deh kalian gue juga gak tau, lagian gue jarang dirumah gak ada partner gelud soalnya." Jawab Lia malas.

"Udah deh cuma masalah itu kok gelud, ayo masuk panas nih." Ucap Karina yang terlebih dahulu masuk bersama minjeong.

"Yang punya rumah siapa, yang masuk duluan siapa." Lia menggelengkan kepala.

"Bacot bener ayo masuk Li, jangan ngedumel Mulu." Giselle menarik tangan Lia.


.

.

.

To be continued


Jangan lupa votmet 😍

Falling For You; Winrina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang