20

1.4K 161 12
                                    


Minjeong berjalan sedikit tergesa-gesa, ia mendapatkan kabar dari Minju bila kakaknya mengalami kecelakaan.

"Oppa! Kau baik baik saja?" Tanya minjeong setelah berada di ruang inap.

Mata Minjeong menelisik keadaan doyoung, bahkan minjeong menghiraukan beberapa pasang mata yang sedang menatapnya.

"Kenapa kau sampai kecelakaan begini?"

"Mobil yang ku kendarai mengalami rem blong." Jelas doyoung.

"Doyoungie, apa kau jarang menservis mobilmu?" Sahut seseorang.

Minjeong terkejut, ternyata disana ada minju, Lia, dan.. mungkin orang tuanya.

"Aku selalu menservis nya tepat waktu. Mungkin ini di sabotase."

"Eyy, tidak baik berburuk sangka." Sahut minju.

"Siapa tau gitu."

"Kalo itu benar adanya, sebaiknya kita lebih berhati-hati." Ucap tn. Kim.

.

Disepanjang jalan, minjeong mencuri-curi pandangannya kebelakang. Minjeong merasa ia sedang di ikuti. Apakah itu Sasaeng, pikirnya.

Jangan sampai membuat minjeong kepedean, bila minjeong ini adalah seorang idol yang di buntuti oleh Sasaeng atau mungkin dispacht mungkin minjeong sekarang udah manggil managernya.  Duhh, seketika jiwa halu minjeong meningkat.

Tapi sekarang seperti ia harus menepis rasa halunya. Minjeong terus memikirkan caranya agar orang ini tidak lagi mengikutinya.

Demi keselamatannya, minjeong rela menepis rasa malu. Di depan sana ada seorang perempuan dewasa dan minjeong menghampirinya.

"Annyeong eonnie!!" Sapa minjeong.

Wanita dewasa itu sempat terheran-heran, namun ia menangkap bahasa isyarat minjeong bahwa ia dalam bahaya.

"Eoh, annyeong! Lama tidak bertemu Uri dongsaeng." Wanita dewasa itu mengacak rampung minjeong, lalu merangkulnya untuk pergi bersama.

Merasa sang penguntit tidak mengikutinya lagi, mereka menghentikan langkahnya. Minjeong membukukan badannya berterima kasih dan meminta maaf.

"Khamsahamnida dan mianhae." Ucap minjeong berulang-ulang.

-///-

"Minjeong!"

"Minjeong, mari kita ke kantin bersama." Ucap Isa.

"Sorry, gue sibuk." Cuek minjeong.

"Oh ayolahh~" Rengeknya dengan menggoyang lengan minjeong.

"Ogahh, enyahlah, Jangan ganggu gue." Ucap minjeong dengan malas.

"Ihhhh, sekali aja jeongg, please." Bujuk Isa dengan puppy eyes. Sedangkan minjeong yang melihatnya hanya bergidik.

Isa menyeret pelan lengan Minjeong.





Disisi lain, Karina memperlihatkan Isa yang sedang menyeret minjeong. Ingin sekali Karina menghampiri mereka lalu mengatakan kepada Isa, bahwa Minjeong itu miliknya!

Minju, Lia, dan Giselle menatap heran Karina, tumben banget gadis ini tidak menghentikan perbuatan Isa dan malah membiarkannya.

"Rin.. lo gak mencoba buat misahin mereka, kah?" Tanya Giselle.

"Tau, biasanya lo langsung gercep tuh." Timpal Lia.

Yang Karina lakukan hanyalah diam.

"Rin.. lo ada masalah ya sama minjeong?" Tanya minju dengan tiba tiba nan hati hati.

"Mungkin? Udah yukk kita balik aja." Ucap Karina lalu membalikan badannya.

Ketiga temannya hanya menatap heran Karina.

"Ada kemungkinan mereka emang lagi berantem sih." Ucap Giselle.

"Mungkin minjeong udah tau kalo karina-nya itu." Ucap Lia.

"Sepertinya begitu. Ayo nanti temuin minjeong, Lia-ya." Ucap minju, Lia mengangguk setuju.

.

Sekarang Minjeong berada di ruang kepala sekolah, ada seulgi di sebrang sana seraya menatapnya tajam. Minjeong hanya bisa menunduk seraya memainkan jari kukunya guna meredakan rasa panik.

"Kim Minjeong, jauhi anak saya atau kamu pilih saya keluarkan dari sekolah ini?" Ucap seulgi.

"Cihh, dulu aja ngemis ngemis ngerayu gue buat sekolah disini. Eh, sekarang malah ngancem buat di keluarin." Batin Minjeong berdecih.

"Tuan, apakah tidak ada pilihan lain? Saya mencintai anakmu tuan." Ucap minjeong sopan.

"Tidak ada. Dan asal kamu ketahui Minjeong, Karina sudah bertunangan. Dan kami juga sedang mempersiapkan pernikahan mereka untuk kedepannya." Jelas seulgi. Minjeong tersenyum kecut mendengarnya, udah gak ada harapan lagi.

"Jujur saja, kau berpacaran dengan anakku hanya demi harta bukan? Secara kan kau anak yang kurang mampu." Lanjut seulgi.

Minjeong sedikit melototkan matanya, gila aja nih orang. pikirnya.

"Apa maksudmu tuan? Bahkan saya gak ada pikiran buat memeras uang putrimu."

"Sekarang mungkin tidak, tapi siapa tau nanti."

"Saya akan membayar mu berapapun asalkan kamu menjauhi anak saya." Ucap seulgi lalu mengambil uang yang berada di dompetnya.

"Saya akan menjauhinya, tapi maaf saya gak akan mengambil uang mu." Ucap minjeong dengan tegas.

"Baguslah kalau begitu. Saya tunggu kabar putus kalian nanti. Sekarang kau boleh keluar." Ucap seulgi. Sebelum keluar minjeong membungkukkan badannya.


Setelah keluar ruangan, minjeong mengusap wajahnya. ada rasa ingin marah, nangis, sedih secara bersamaan. Dan, kenapa ini terjadi kepadanya?

Kalau Minjeong tau jika dirinya akan seperti ini. Mungkin ia tidak akan menerima tawaran seulgi dulu. Seketika rasa penyesalan sekolah disini pun makin meningkat.


.

.

.

To be continued

Jangan lupa votmet ❤️



Falling For You; Winrina [END]Where stories live. Discover now