Bab 13

56 4 0
                                    

Hari ini kegiatan pondok sangatlah padat. Dari mulai bangun di sepertiga malam untuk bermujahadah dan tidur istirahat di waktu qoilullah sampai pada kebiasaan yang sudah di lakukan oleh santri.

Sehari-hari yang dilakukan seorang santri hanyalah itu-itu saja. Ba'da shubuh sorogan al-qur'an serta sorogan manaqib plus diba' bagi yang udzur. Setelahnya, berangkat sekolah, istirahat siang, sholat dzuhur berjamaah, ngaos kitab, mandi, sholat ashar berjamaah, ngaos kitab, sholat maghrib berjamaah, ngaos kitab, sholat isya' berjamaah, belajar bersama dan yang terakhir istirahat tidur malam.

Begitu kegiatan sehari-hari Rayya di pesantren. Awalnya memang sangat melelahkan, namun sekarang ia sudah terbiasa dengan semua hal tersebut.

"Laper nggak?" Tanya Rayya kepada Azria yang sepertinya belum bisa tidur.

"Sebenarnya iya, tapi nggak ada makanan,"

"Mau makanan?"

Azria mengangguk, "emang ada?"

"Ayo ikut aku!"

"Ke?"

"Keluarlah, cari makanan. Kalo gini terus ya nggak bakal dapet makanan. Yang ada nanti malah mati kelaperan. Emang mau?"

"Kan bagus mati syahid,"

Reflek Rayya menoyor dahi Azria, "Heh! mati syahid mati syahid, emang bener mati syahid, tapi kalo dosa lu bejibun ya percuma. Nggak ada surga, tapi malah neraka noh yang pintunya terbuka lebar-lebar." Cerocos Rayya panjang lebar, kemudian menarik tangan kanan Azria untuk segera beranjak dari tidur nya.

Suasana pondok sangat sepi. Semuanya sudah terlelap, hanya ada beberapa yang masih terjaga. Disiang bolong begini, 99.9% keluar pondok pasti aman. Rayya dan Azria berjalan santai namun kedua matanya tetap melihat sekitar dengan was-was.

Setelah berhasil melewati gerbang pondok, mereka berdua langsung berjalan ke arah tujuan, yakni mie ayam. Letaknya tidak begitu jauh dari pondok, sekitar satu kilometer saja.

Jalanan juga sangat sepi. Maklum, ini memang siang hari dan cuaca juga begitu membakar kulit.

"Mbak, mie ayam dua ya, di bungkus, " Ucap Rayya kepada penjual mie ayam tersebut ketika sudah sampai di warung mie ayam.

"Siap!"

Rayya dan Azria menunggu pesanan di kursi yang sudah di sediakan, "Aman nggak kira-kira?" Tanya Azria kepada Rayya.

"Yakin aja!" Dengan santai Rayya menjawab pertanyaan Azria.

"Mie ayam dua, spesial untuk mbak-mbak cantik." Ucap penjual mia ayam tersebut. Tangannya membawa sebungkus kresek putih yang berisi dua mie ayam.

Rayya mencibir, kemudian terkekeh pelan. Ia menyodorkan uang untuk membayar dan segera beranjak pergi dari tempat ini.

"Eh, astaghfirullah!" Sontak Azria kaget ketika dengan tiba-tiba Rayya menarik tangan nya untuk bersembunyi di dalam belukar.

"Kenapa sih? Ada apa?"

"Ada Gus Tuffail, hampir aja ketahuan,"

Azria langsung melotot kaget, "Yang bener? Aman nggak?"

Rayya mengacungkan jempolnya pertanda aman. Kemudian, kedua matanya kembali melihat sekitar. Sekira sudah aman, ia dan Azria kembali melanjutkan langkahnya.

Dan baru beberapa langkah...

"Ehemm."

Langkah Rayya dan Azria langsung berhenti, mereka saling memandang satu sama lain, "Gus Tuffail?" Ucap mereka bersamaan tanpa mengeluarkan suara.

Entah dari mana Gus Tuffail sudah berada di belakang mereka. Ah, untung jalanan sepi. Setidaknya mereka tidak malu karena kepergok keluar tanpa izin.

"Ta'ziran ngepel musholla dengan tembok-temboknya." Ucap Gus Tuffail dengan tanpa bantahan.

Rayya dan Azria diam mematung. Mengingat tembok musholla yang sudah berkeramik dan menjulang tinggi. Pasti akan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengepelnya.

"Lagi, sekalian kamar saya di pel, harus wangi dan bersih, tidak ada debu sekecil pun."

Ingin rasanya Rayya membantah dan memberontak. Tapi ia harus ingat kalo lelaki di depannya saat ini adalah seorang gusnya sendiri.

Dan what the hell? Ta'ziran membersihkan kamar Gus Tuffail? Ta'ziran macam apa ini?

"Mampus!" Gumam Azria lirih ketika Gus Tuffail sudah mulai meninggalkan dirinya dan juga Rayya.

Sedikit aneh, mana ada ta'ziran diucapkan langsung di tempat kejadian? Ah entahlah! Memang ini sudah konsekuensi untuk mereka.

Dapat mie ayam. Dapat ta'ziran.

🌸🌸🌸

Tunggu part selanjutnya ❤️❤️
Happy reading 🤗

ANA UHIBBUKA FILLAH (ON GOING)Where stories live. Discover now