Bab 9

111 3 0
                                    


Pukul 23:30

Azria, Naela, Faza, dan juga Rayya sedang mempersiapkan strategi supriese untuk Acha Sanaya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, strategi mereka sudah matang.

Faza. Dia akan mengajak Acha untuk pergi ke dapur. Disana ia akan berpura-pura sedang mengantri untuk memasak mie.

Azria, Naela, dan juga Rayya tetap berada di kamar untuk menyiapkan semuanya. Dari mulai brownis yang sudah lengkap dengan lilinnya, sampai lampu yang di tutupi dengan pakaian warna pink dan juga biru menambah kesan ruangan remang-remang aestetik. Teman-teman satu kamar lainnya juga ikut berpartisipasi, mereka akan saling membantu satu sama lain.

Asrama khadijah terkenal dengan solidaritasnya. Kata setiap personilnya, "Buat apa teman banyak kalo tidak mengenal solidaritas?" Solidaritas tanpa batas. Karena mereka lebih mengutamakan solidaritas bukan prioritas.

Sebenarnya supriese ini sangatlah sederhana. Tapi itu bukanlah masalah bagi mereka, justru kesederhanaan lah yang menurut mereka sangat istimewa.

Azria melirik jam dinding. Ternyata sudah pukul 23:55 waktu istiwak. 5 menit lagi. Semuanya sudah siap. Tinggal menunggu Faza yang akan mengajak Acha kembali ke asrama.

Seperti yang sudah di rundingkan, Faza akan mengetuk pintu 6 Kali jika sudah kembali ke asrama.

Tok. Tok. Tok.
Tok. Tok. Tok.

Dan benar saja, ketukan pintu 6 Kali tersebut sudah terdengar. Berarti Faza sudah berada di balik pintu.

Ceklek.

"BARAKALLAH FI UMRIK ACHAA!!!"
"ACHA DAYY!!"
"WAH, ACHA SUDAH BESAR YA BUND!"
"JAN LUPA TRAKTIRANN HAHA!!"
"SANAH HELWA MBAK ACHAA!!!
" UWUWUW OTW DAPET JAJAN GRATISS!!"

Berbagai ucapan selamat ulang tahun sudah terlontarkan. Asrama yang tadinya gelap, mendadak berwarna pink ke biruan dan juga sangatlah ramai.

Terlihat Acha yang masih terbengong berdiri di ambang pintu asrama. Ia pasti sangat kaget.
Awalnya tadi Faza mengajaknya menemani mengantri masak mie. Tapi, tiba-tiba saja Faza berkata sudah tidak mood lagi untuk mengantri karena antriannya cukup banyak.

Yang di herankan lagi, Faza masuk kamar mengetuk pintu 6 kali. Tidak seperti biasanya. Biasanya, jika yang masuk adalah penghuni kamar sendiri akan langsung masuk sambil mengucapkan salam, tidak perlu mengetuk pintu terlebih dahulu, apalagi mengetuknya sebanyak 6 kali.

Ternyata...

Excited!!!

Acha tidak menyangka teman-temannya ingat hari spesialnya. Acha juga tidak menemukan gerak-gerik mencurigakan sama sekali.

Pertama kali yang Acha lihat ketika masuk kamar adalah kegelapan. Kamarnya sangat gelap seperti tidak ada penghuni sama sekali. Selang beberapa detik lampu menyala namun tidak seperti biasanya.

Lampu putih itu berubah menjadi pink kebiruan. Terlihat lampu tersebut diapit oleh pakaian berwarna pink dan biru.

Ada-ada saja teman-temannya itu.

Dan lagi, bersama dengan lampu menyala, beragam sorakan selamat ulang tahun terdengar memenuhi ruangan.

Acha hanya diam dan mencoba mencerna semua apa yang sedang terjadi di depan matanya.

Beberapa detik kemudian, sebuah cream menyapa lembut di kedua pipinya. Ternyata, Azria iseng mengoleskan butter cream yang berada pada brownis coklat. Lilin yang tadinya menyala sudah di matikan oleh Azria. Setelah itu, Faza mengikuti tingkah Azria, ia ikut mengoleskan butter cream ke pipi dan dahi Acha.

"Heh apaan!" Sengit Acha kesal karena wajahnya sudah penuh dengan butter cream.

Tak hanya itu. Teman-teman yang lainnya menaburkan tepung ke seluruh tubuh Acha. Hingga pakaian yang di kenakan Acha tadinya berwarna maroon, sekarang menjadi putih bercampur maroon.

ANA UHIBBUKA FILLAH (ON GOING)Where stories live. Discover now