Berpura-pura hamil, katakanlah sebagai intro. Kenanga hanya ingin bermain-main sebentar, sambil menunggu kejutan sesungguhnya.

Perutnya masih baik-baik saja sampai Julio meminum kopi yang dibuat Kenanga. Malam ini akan menjadi malam yang menyiksa.

"Kenanga! Kamu masukin apa ke kopi papa?!" Amarah menggema dari jauh. Sepertinya Belinda telah menyadari.

"Siap-siap diomeli lagi." Jangankan diomeli, dihukum pun Kenanga sudah kebal. Mungkin jenis hukumannya harus diganti dengan yang lebih ekstrem.
________________________________________

 ________________________________________

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

10.1














°

Hidup ini pilihan.
Jadi bintang jangan rintang.
Jadi peluk jangan kutuk.
Jadi tangguh jangan runtuh.









                   SEDANG berjalan pemeriksaan atribut dan kerapian. Biasanya mendadak, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. OSIS bergerak untuk membantu guru piket dan guru dari bagian kesiswaan. Bagi mereka yang atributnya tidak lengkap, rambut terlalu panjang untuk murid laki-laki, panjang rok murid perempuan tidak sesuai ketentuan, dipisahkan pada kelompok tersendiri.

Kenanga berdiri paling depan mengawal pasukan. Setelah dibanting kemarin, belum kapok juga. Hari ini dia datang dengan rok yang lebih pendek, rambut dibiarkan acak-acakan, kemeja menggantung, aksesori memenuhi badan. Kurang ditato saja.

Bertemu mata dengan guru BK baru, yang sejak tadi tidak melepas pandang darinya. Berani nggak lo, banting gue di depan guru-guru dan semua murid?

Tatapan matanya, senyum tengilnya, guru gadungan tersebut tahu Kenanga sengaja menantang.

Bibir gadis bandel itu bergerak mengucap kata yang bisa terbaca. "Pengecut."

Yang lain ditangani oleh guru piket dan bagian kesiswaan, khusus Kenanga diseret ke ruang BK.

"Dadaah." Masih sempat-sempatnya dia melambai, serasa ratu sedang pamit kepada rakyatnya.

Tiba di lantai dua, Kenanga menyuarakan tanya yang berputar di kepala. "Kenapa tadi Ibu nggak banting saya? Cuma berani kalau nggak dilihat orang, ya?"

Wanita itu tersenyum. Berhadapan dengan bocah seperti Kenanga, jangan terlalu serius nanti stres. "Oh, kamu mau dibanting? Ngomong, dong, dari tadi."

"Ibu nggak serius mau banting saya, kan?" Kenanga menatap tangga panjang, membayangkan tubuhnya terguling-guling sampai di anak tangga paling bawah.

"Mau lihat keseriusan saya?" Guru tersebut balas menantang.

"Sinting!"

Tiba di ruang BK tanpa ada perlawanan. Kenanga masuk dengan sukarela. Dia melepas topi, kemudian ditaruh di meja tinggi.

1%Donde viven las historias. Descúbrelo ahora