"Abang ngerti adek gak sih? Adek gak mau nikah dulu bang!" Ucap Zalfa dengan penuh penekanan.

"Dek, dia itu lelaki yang baik," ucap Fathan dengan memegang bahu Zalfa. Namun dengan cepat, Zalfa menghentakkan bahunya hingga tangan Fathan terlepas.

"Bang, Abang ngerti gak sih kalau ada di posisi aku? Asal Abang tau, aku di Mesir udah ketemu sama Abba dan keluarga barunya. Dan Abang tau, gimana hati aku sekarang?" Ucap Zalfa dengan sorot mata tajam dan menahan tangisnya.

"Han-cur bang," lanjut Zalfa bersamaan dengan air matanya yang menetes.

"Han-cur," lirih Zalfa dengan suara yang melemah.

Deg

"Sekarang aku tanya sama Abang!" ucap Zalfa dengan menghapus air matanya dengan kasar.

"Bagaimana seorang anak perempuan akan muda jatuh cinta. Jika cinta pertamanya saja, membuat hatinya terluka?"

"Dek, dengerin Abang dulu," ucap Fathan meraih tangan Zalfa. Namun secepat kilat, Zalfa menepisnya dengan kasar.

Mendengar penuturan Zalfa, membuat hati Amma Maryam seperti di tusuk ribuan pedang tajam.

"Dek," panggil Amma Maryam, berjalan ke arah Zalfa yang sudah luruh ke lantai dengan tangisan yang begitu pedih jika di dengar.

"Ma-af Amma," ucap Zalfa di sela-sela tangisnya.

"Enggak sayang, kamu gak salah," ucap Amma Maryam dengan memeluk Zalfa erat.

Fathan hanya terdiam dan mengambil air minum untuk meredamkan amarahnya.

"Astagfirullahal 'adzim, lindungilah 2 perempuan yang hamba sayangi Yaa Rabb. Hamba gak mau Amma dan Zalfa terluka lebih jauh lagi," lirih Fathan dalam hati.

Setelah tenang, Zalfa melepaskan pelukan Amma Maryam. Dan beralih menatap ke arah Fathan yang sedang melamun di kursi meja makan. Zalfa mengambil posisi berdiri, perlahan ia berjalan ke arah Fathan.

"Bang," panggil Zalfa dengan nada takut.

Fathan menoleh, tanpa aba-aba ia menarik Zalfa ke dekapannya.

"Maafin Abang ya dek," lirih Fathan dengan mengusap kepala Zalfa.

Bukan jawaban yang terdengar dari lisan Zalfa, melainkan suara isakan di dalam dekapan Fathan.

"Maafin aku ya bang," ucap Zalfa di sela-sela tangisnya.

Fathan tidak menjawab, ia hanya mengusap kepala Zalfa.

Setelah tidak terdengar isakan Zalfa, Fathan melepaskan pelukannya. Ia mengusap air mata Zalfa.

"Maafin Abang ya," ucap Fathan dengan memegang kepala Zalfa.

"Enggak papa bang,"

"Kalo Zafran adalah laki-laki yang terbaik menurut Allah buat kamu. In Syaa Allah, Allah akan mempermudah jalan kalian," ucap Fathan dengan mengusap kepala Zalfa.

"Aamiinin dong dek,"

"Aamiin,"

"Apaan sih bang," ucap Zalfa ketus.

Sedangkan Amma Maryam yang melihat ke dua anaknya sudah berbaikan hanya tersenyum. Perlahan berjalan ke arah Fathan dan Zalfa yang sedang bersenda gurau.

"Kan sudah baikan nih, mending bantuin Amma yuk,"

"Bantuin apa Amma?" Tanya Fathan.

"Bikin kue buat calon mantu," goda Amma Maryam dengan tersenyum ke arah Zalfa.

"Ammaaa," rengek Zalfa, sedangkan Amma Maryam tersenyum jail dan berjalan ke arah dapur.

***

Rembulan Yang Sirnaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें