Prolog

104K 3.9K 37
                                    

Assalamualaikum sahabat semua

Bismillah Biidznillah..

Ini cerita pertama di Wattpad aku ya
Semoga kalian suka

Tetapi jangan sampai cerita ini melalaikan kalian untuk melakukan ibadah kepada-Nya

Sebelum baca, follow dulu ya

Bantu Vote juga ya sahabat

***

"Haruskah aku marah? Jika orang yang ku damba-dambakan, memilih orang lain? Apalagi dia sudah mendatangi rumahku dan menyuruhku untuk menunggu?"
Zalfa Anindira El-Malik

Keindahan kota Bandung sangat indah tapi, tidak berlaku untuk hati yang sedang kecewa bahkan yang indah pun menjadi gundah. Zalfa yang sedang bimbang menghampiri ibunya atau yang kerap dipanggil Amma. Perempuan paruh baya yang sedang menyiapkan kue brownies di meja makan.

"Amma" panggil Zalfa dengan nada lirih

"Zalfa boleh gak, datang ke acara pernikahannya mas Fahri?" Lanjutnya yang tidak berani menatap Amma Maryam yang tak lain adalah ibunya

"Sayang, jika hatimu belum ikhlas. Janganlah datang, itu sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri" jawabnya memegangi kedua pipi Zalfa untuk menghapus air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi

"In Syaa Allah Amma, Zalfa sudah ikhlas. Walau dalam diri Zalfa ada kekecewaan. Amma jangan khawatir, aku akan datang sama bang Fathan"

"Iya kan bang?" Menatap Fathan yang sedang berjalan ke arahnya.

"Amma, putri bungsu Amma ini udah besar jadi Amma jangan khawatir Zalfa in syaa Allah akan baik-baik saja" ucap Zalfa untuk meyakinkan Amma Maryam tepat setelah kata itu diucapkan Amma Maryam memeluknya

"Putri Amma kuat" Jawab Amma Maryam mengelus-ngelus punggung Zalfa

Fathan yang melihat kesedihan dalam keluarganya mencoba mencairkan suasana.

"Putra sulungnya juga ingin dipeluk loh Amma" keluhnya dengan ekspresi seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya

"Yaudah, Abang sini" perintah Amma Maryam yang membuat putra bungsunya langsung bergabung untuk berpelukan

"Adek Abang kok cengeng" ucap Fathan dengan nada meledek. Setelah itu keluarlah sifat usilnya, mencubit hidung Zalfa hingga sang empu kesal dengan perbuatan Abangnya

"Amma" Zalfa dengan nada memohon pembelaan

Melihat kedua anaknya rukun membuat Amma Maryam lega. Jika ada kata lain bahagia mungkin itu adalah sebutannya.

***

"Sah" Ucap para saksi setelah ijab kabul diucapkan

Zalfa yang mendengar ucapan sakral itu, membuat hatinya teriris kembali. Tetapi, dengan sekuat tenaga ia menahannya. Bagaimanapun ia harus bahagia melihat seseorang yang ia sayangi melepas masa lajangnya walaupun bukan bersanding dengannya.

"Haruskah aku marah? Jika orang yang ku damba-dambakan memilih orang lain? Apalagi dia sudah mendatangi rumahku dan menyuruhku untuk menunggu" gumam Zalfa dalam hati

Rembulan Yang SirnaWhere stories live. Discover now