Transmigrasi Vira || 39

Mulai dari awal
                                    

Disitu ada Nara,Gio,Alzar,dan juga Alex.Nara menghentikan tawanya,saat melihat Rion yang berjalan cepat ke arahnya dengan wajah yang sangat menyeramkan.

"Eh a-aku pergi dulu yah,bay capar-capar ku!!nanti ketemu lagi ya!"pamit Nara,saat hendak berlari,sebuah tangan kekar mencekal pergelangan tangannya dengan erat.

"Lepas!"sentak Nara yang mulai merasa kesakitan.

"Rion bangsat!lo nyakitin cewek gue anj!"seru Alzar.

Arzo menggeram marah.dia tidak suka dibantah,atau mendengar gadisnya meninggikan suara padanya.

"Turunkan nada bicaramu."desis Arzo dan dengan gerakan cepat menarik Nara,sehingga berada di sampingnya.

"Apa-apaan Lo hah!?"sentak Alex hendak menarik Nara disisinya,namun dengan secepat kilat Arzo menggores lengan Alex dengan luka yang dalam, membuat Alex menarik kembali tangannya.

"BANGSAT,MAKSUD LO APA ANJING!!"Alex menatap Arzo dengan marah,tapi Alex tidak tahu saja jika orang didepannya ini bukan Rion.

"Nara,sini"ucap Gio.

Nara tersenyum dan berusaha melepas cekalan Arzo yang sangat kuat.

"Lepaskan gadisku."perintah Gio pada Arzo dengan datar.

Arzo terkekeh sinis.matanya berkilat tajam,membuat siapa saja bergidik ngeri,karena mata itu semakin berwarna merah darah.

"Dia adalah ga.dis.ku."tekan Arzo.

"Jangan pernah berani mendekatinya,atau kalian...akan mati dalam waktu 5 detik."sarkas Arzo,semakin mengeratkan genggamannya pada Nara.

"Cih,kita gak takut sama ancaman lo itu.dan lepasin Nara sekarang,Rion."cetus Alzar.

"Aku Arzo,bodoh."

"Cepat lepaskan gadisku, sialan!"ucap Alex.

"Sudah aku bilang,dia GADISKU!!"Arzo melemparkan pisau digenggamannya pada ketiga lelaki tersebut.

Entah bagaimana caranya,pisau kecil itu bisa menggores wajah mereka bertiga dalam waktu yang bersamaan.Nara saja sampai melongo dibuatnya.

Siswa-siswi yang awalnya melihat pun menjadi bubar,karena takut jika Arzo akan melakukan itu juga pada mereka.

"Pisau ghaib?"lirih Nara.

Alex,Gio dan Alzar pun meringis kesakitan.Karena pisau itu menggores begitu dalam,lemparan Arzo memang tidak pernah meleset.

"Rion!eh-"Nara menghentikan ucapannya,saat Arzo menatapnya begitu tajam.

Nara meneguk ludahnya kasar,saat Arzo mengangkat dagunya menggunakan pisau yang tadi menggores wajah mereka.

"Sudah berapa kali aku bilang, hm?namaku Arzo,sayang.bukan Rion."ucap Arzo dengan nada rendahnya.

"Sepertinya gadisku ini memang pelupa,atau memang sengaja?"Arzo menarik tangan Nara kasar agar Nara mengikutinya,namun Arzo berbalik dan menatap ke arah 3 lelaki itu.

"Peringatan pertama,dan terakhir."sarkas Arzo dengan mata yang menatap penuh peringatan.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata sedari tadi sudah melihat semua adegan tadi.

"Benar kata Elang,dia berbahaya.tapi aku tidak akan pernah menyerah,Nara hanya milikku!"gumam Orang itu dan berlalu pergi.

"Mau bawa gue kemana?"tanya Nara.

Arzo diam,tak menggubris pertanyaan yang gadisnya lontarkan.

"Ubah kosa katamu."perintah Arzo dengan mata yang tetap menatap datar ke depan.

"Mau bawa aku kemana?"tanya Nara sekali lagi.

Lagi-lagi Arzo tak meladeni ucapannya,Nara mendumel kesal.dasar Arzogong,Arzo Dugong!!

Nara mengernyitkan dahinya,saat melihat tempat asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya.dan anehnya tempat itu berada di sekolah!apa ini termasuk tempat rahasia?

"Aduh!"ringis Nara saat Arzo menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan kasar.

"Heh!mau apa kamu!?"seru Nara saat Arzo merangkak naik ke atasnya.

Arzo menatap Nara dengan tatapan yang penuh akan obsesi,dan cinta?tangan kekarnya terulur untuk mengusap pipi chubby Nara dengan lembut.Nara menatap Arzo dengan aneh.

Usapan lembut itupun berganti dengan Cengkraman,Nara meringis kesakitan seraya memberontak meminta agar dilepaskan.

"Benar kata Rion,kamu memang gadis pembangkang.tapi aku menyukaimu,aih andai saja kau bukan gadisku,aku sudah membunuh mu dari dulu.tapi sayangnya aku tertarik padamu,dan sekarang kau adalah milikku."ucap Arzo.

"Aku bukan barang!"ketus Nara,membuat Arzo terkekeh.

"Siapa juga yang bilang kalo kamu adalah barang?tidak ada yang berucap seperti itu,sayang."

"Lo seenak jidat ngeklaim gue jadi milik Lo,dan barang itu punya hak kepemilikan."

"Hm,kamu benar.kalau begitu mulai sekarang kamu akan ku anggap sebagai barang,karena aku mempunyai hak kepemilikan atas dirimu."

"Dih,males banget gue jadi barang Lo"sinis Nara dengan wajah julid andalannya.

"Aku akan memberimu dua pilihan,dan kamu wajib untuk memilih salah satu dari pilihan yang aku berikan."

"What?"

"Tetap tinggal disisiku untuk selamanya.atau pergi,tapi kamu dan semua orang yang kamu sayang,akan mati."

"Jadi,kamu mau pilih yang mana, sweetie?"lanjut Arzo,dengan seringaian yang tercetak jelas diwajah tampannya.

"LO ITU MAU NGASIH PILIHAN ATAU MAU NGANCEM SI PIGLET!?"

"Tentu saja aku memberi pilihan,sekarang pilih.mau tidak mau,kamu harus memilih.atau...ketiga pria tadi,akan mati."

Nara mengacak rambutnya frustasi,demi sempak Pororo!!Arzo 100% lebih menyebalkan daripada Rion!

"Cih,gue gak takut sama ancaman Lo itu.udahlah,gue mau makan dulu,bye!"Nara beranjak dari sofa dan tak lupa mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Arzo.

Arzo tersenyum melihat tingkah gadisnya yang begitu menggemaskan,namun senyuman manis itu kini telah digantikan oleh wajah datar.sepertinya gadisnya itu benar-benar meremehkan ucapannya,baiklah,mari kita lihat kekejaman Arzo yang sesungguhnya.



Halo^^
Aku up lumayan cepet lah ya,hehe

Btw kemarin adalah hari dimana beban keluarga ini dilahirkan:D

Vote and komen ya (⊃。•́‿•̀。)⊃

~see you~

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang