🌁 F/F 42 : Kejadian di kelas X semester 2

40 11 0
                                    

🌊 SELAMAT MEMBACA 🌊

“Tak peduli apa jabatannya atau apa statusnya, selama ada niat dan kesempatan seseorang bisa melakukan tindak kejahatan.”

~••★••~

"MUNGKIN masalah gue nggak akan begitu berat, seandainya gue mau berdamai sama masa lalu." Syana menjeda ucapannya. "Sayangnya, gue nggak bisa lakuin itu."

Kening Rion berkerut. "Masa lalu yang mana?"

"Lo pernah bertanya-tanya nggak, sih, kenapa gue benci banget sama pak Dirga?" Bukannya menjawab Syana malah balik bertanya.

"Karena dia bakal gantiin posisi bokap lo, kan?"

"Bukan cuma itu aja, Yon. Jauh sebelum itu gue udah marah, benci dan dendam banget sama dia."

"Kenapa?"

Syana tidak langsung menjawab, dia malah memejamkan mata dan mengatur napas saat perasaan di dalam dirinya tiba-tiba berkecamuk. Selalu saja seperti itu ketika dia mengingat kembali kejadian di kelas X semester dua.

Semua dimulai saat Syana bolos mata pelajaran matematika. Dia pura-pura sakit lalu pergi ke UKS. Suasana UKS yang sepi, di mana hanya ada di dirinya dimanfaatkan gadis itu untuk bersantai-santai.

Dia tiduran di salah satu tempat tidur, menonton film di ponselnya sambil sesekali tertawa ketika ada adegan lucu. Namun, hal itu tidak bertahan lama saat Syana mendengar suara gagang pintu yang akan dibuka dari luar.

Buru-buru dia mematikan ponselnya, menyembunyikannya di balik selimut lalu pura-pura tidur. Dugaan Syana ternyata benar, ada seseorang yang membuka pintu UKS. Penasaran siapa yang datang, Syana lantas membuka sedikit matanya.

"Biar gue tebak, pasti pak Dirga, kan?" tanya Rion.

Syana membuka matanya, lalu mengangguk. "Gue liat dia jalan ke lemari obat, dia munggungin gue dan dia cukup lama ada di sana."

Saat itu Syana sangat berharap pak Dirga cepat-cepat pergi dan awalnya Syana lega saat dia pikir harapannya terkabul. Karena setelah mendapat apa yang pak Dirga cari, guru itu berjalan lagi menuju pintu.

Namun, perasaan Syana menjadi tidak enak saat pak Dirga bukannya keluar dari UKS, tapi malah menutup rapat pintu itu dan jantung Syana seketika berdegup kencang saat mendengar suara pintu yang dikunci.

Rion menggeleng-gelengkan kepala, berusaha menyangkal apa yang ada di pikirannya saat ini. Sementara Syana mencoba menenangkan diri saat sesuatu bergejolak di dalam dirinya.

Setelah mengunci pintu, pak Dirga berbalik dan Syana yang sadar jika dirinya sedang ditatap lantas menutup matanya rapat-rapat. Meski begitu, Syana bisa merasakan jika pak Dirga sedang berjalan ke arahnya.

Selama beberapa saat pak Dirga berdiri di samping tempat tidur Syana, menatap dirinya dalam diam dan hal mengejutkan pun terjadi saat tangan pak Dirga tiba-tiba membelai pipinya.

"Di situ gue udah takut banget, tapi gue nggak berani buka mata. Gue juga masih berusaha berpikir positif kalau pak Dirga, yang merupakan seorang guru nggak mungkin macem-macem sama muridnya," ujar Syana. Dengan susah payah dia menahan gejolak amarah dalam dirinya.

FIGHT OR FLIGHT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang