DuaPuluhEmpat

96 23 0
                                    

Komen, vote dan Sharekan!🌻

••🧡••

Senin, 20 Februari 2023

••📌••

💐 Selamat Membaca 💐

6-7 tahun lalu.........

Malam ini setelah hari yang melelahkan Zaky berjalan dengan seseorang yang selalu ada untuknya. "Kak, apa kau mau menemani ku membeli bunga terlebih dahulu?" tanya Zaky ke laki-laki bernama Marapati Argamana itu.

"Apa kau mau Memberikan bunga itu untuk siapa? Untuk ku?" tanyanya mengoda Zaky.

Zaky terkekeh. "Untuk seseorang yang ada di 15 persen hati ku." ucap Irfan.

"Kekasih mu? 50% untuk saudara kembar mu, 35% untuk Mama mu. Jadi, 15% untuk kekasih mu?" tanya Marapati Argamana ke Zaky.

Mereka terus berjalan di sepanjang trotoar di mana mereka menemukan ruko-ruko berjejeran dan menjual aneka macam hal.

Zaky mengangguk. "Lalu, orang-orang yang berada di sekitar mu, kau meletakkannya di mana?"

Zaky menunjukkan kepalannya, "Pikiran ku." ucap Zaky.

Marapati Argamana di buat tidak habis pikir dengan Zaky. Mereka tiba di toko bunga yang begitu indah dan Wangi.

"Aku ingin membeli bunga ini." ucap Zaky kepada penjual bunga itu.

Setelah selesai membeli, keduanya kembali berjalan untuk pergi ke Rumah Sinta yang tidak begitu jauh dari toko bunga itu, "Aku ingin segera kembali dan istirahat, aku sangat lelah. Apalagi besok aku harus mengajar." ucap Marapati Argamana.

"Temani aku sebentar saja. Setelah itu kau tidur sepuasnya."

"Lalu, siapa yang akan mengajar kelas ku besok? Kau mau?"

"Aku mau-mau saja. Tapi, bagaimana seorang murid SMA yang tidak lulus dapat mengajar pelajaran perkuliahan?" ujar Zaky.

Mereka terus berjalan, tapi Marapati Argamana langsung menghentikan langkahnya dan menahan Zaky untuk tidak melangkah.

"Kenapa, kak?"

Marapati menunjukkan sesuatu pada Zaky, "Itu saudara kembar dan kekasih mu, bukan?" ujar Marapati.

Zaky mengangguk. Bagaimana terlihat jelas Bagas dan Sinta tengah berdiri di depan gerbang Rumah Sinta.

"Bagas, terima kasih kau sudah mengantarkan ku pulang."

"Sama-sama. Sekarang masuklah dan jangan bersedih."

Sinta menunduk sesaat lalu kemudian kembali melihat Bagas yang berada di hadapannya. "Bagaimana aku tidak menangis. Zaky sudah tidak pernah menjawab panggilan ku dan tidak lagi memberikan penjelasan apa-apa. Dia tidak menepati janjinya." ucap Sinta dengan tangisnya.

Bagas berdecak, ini bukan hal yang dia sukai. Bagaimana ada seseorang yang menangis di hadapannya dan dirinya tidak tau harus bagaimana. "Kau telah di bohongi olehnya. Lupakan saja orang seperti itu, dia saja pergi tanpa kejelasan. Tidak memberi tau ku dan Tante. tiba-tiba keluar dari sekolah begitu saja." ujar Bagas.

Kembar Where stories live. Discover now