LimaBelas

115 25 0
                                    

Mohon maaf kalo nggak konsisten. Hehehe....

Minggu, 5 Februari 2023

•••

Di sisi lain, di kantor seperti biasa Dikas akan tiba lebih awal dan Nanda yang tiba beberapa saat kemudian.

"Pagi." Sapa Nanda ke Dikas.

"Pagi."

"Makanlah. Apa kau sudah sarapan?" tanya Nanda. Perempuan itu meletakan satu kotak bekal makan ke meja Dikas.

"Aku belum sempat makan." ucap Dikas.

"Makanlah."

Tiba-tiba Irfan tiba dan langsung duduk di mejanya. Membuat Dikas dan Nanda terkejut, karena tidak bersuara dan menyapa.

"Kemana ketua Tim?" Tanya Irfan tiba-tiba.

"Dia baru mengabari, jika dia tidak bisa hadir hari ini." jelas Dikas.

Irfan mengangguk dan memilih untuk menyalakan komputernya. "Makanlah. Kau nampak kurus." ucap Nanda. Perempuan itu memberikan satu kotak bekal sarapan untuk Irfan.

Entah kenapa itu membuat Irfan tersenyum kecil, "Terima kasih. Aku memang jarang sekali makan." ucap Irfan.

Nanda kembali duduk di mejanya, ketiganya kembali diam untuk fokus ke pekerjaan masing-masing.

Dikas menyenderkan tubuhnya ke kursi. "Sepertinya kasus kematian Mawar Ranzan harus segera di tutup." ucap Dikas.

"Apa maksud mu?" Sahut Nanda.

"Tidak ada titik terang. Tidak ada yang bisa menjadi tersangka." jelas Dikas.

"Tapi---" Nanda juga merasa frustasi, semua hal mereka lakukan dengan usaha keras. Tapi tidak menemukan titik terang.

"Aku sudah bilang, bukan. Sebaiknya memang sejak awal kalian tidak terlalu serius untuk kasus kematian Mawar Ranzan." ucap Irfan.

Tapi, Irfan mendapatkan tatapan tajam dari Dikas dan Nanda. "Aku tidak bermaksud untuk tidak perduli dengan korban yang di bunuh secara tidak adil. Tapi, itu adalah kesalahannya sendiri untuk masuk ke dalam pilihan yang berbahaya. Manusia bisa melakukan apa saja, yang mereka mau. Seperti menghancurkan dan menghilangkan hidup seseorang." terang Irfan.

"Sebenarnya, apa yang kau sembunyikan? Pertemuan pertama kita, kau ada di rumah Mawar Ranzan dan kenapa kau berniat mengambil dokumen yang berisikan tentang kematian Jaksa agung 7 tahun lalu?" tanya Dikas. Laki-laki itu sangat ingin tau, sekuat apapun Dikas menyusun teka-teki itu. Tidak ada jawaban apa-apa, selain teka-teki yang masih tidak mampu tersusun.

"Aku tidak perlu memberi tau hal itu."

"Irfan!"

"Satu hal yang pasti, semua hal ini di lakukan oleh orang yang berkuasa!" Jelas Irfan.

Kejelasan laki-laki itu selalu membuat Orang bertanya-tanya, akan maksud ucapannya.

•••

Kembar Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt