DuaPuluhSatu

124 28 3
                                    

••• 🧡 •••

Selamat Membaca All....

Kesakitan dan kebencian yang selama ini Bagas tujukan kepada Zaky adalah kesalahan. Kesalahan terbesar Bagas saat ini adalah membenci Zaky selama beberapa tahun ini.

Bagas terlihat tidak baik-baik saja setelah mengetahui semuanya yang di jelaskan Masyafa kepadanya. Hal-hal yang di lalui Zaky selama ini tidak pernah dirinya ketahui.

"Apa aku adalah orang paling buruk di dunia ini?" tanya Bagas dengan suaranya yang mulai tidak terdengar baik.

Sang Tante menggeleng. "Kau bukan orang yang buruk. Jangan katakan itu."

"Jadi, maksud mu Irfan adalah orang yang di selamatkan oleh Zaky dan dirinya menawarkan diri untuk mengambil wajah Zaky dan membuat identitas baru?" lagi Tanya Bagas ke Masyafa.

"Kami melakukannya untuk mencari tau hal yang berada di luar dugaan kami. Artikel yang di kumpulkan Zaky tanpa sepengetahuan siapapun, akhirnya tersebar. Dan demi kebaikan, kami berusaha untuk untuk melindungi orang-orang itu. Tapi satu persatu dari mereka tewas terbunuh dengan berbagai macam cara."

"Irfan Bactiar ada untuk mengecoh orang itu dan untuk memberikan kehidupan baru kepada Irfan yang tidak memiliki apapun dan siapapun. Dia melakukannya untuk balas Budi kepada Zaky yang telah memberikan harapan untuknya yang sempat menyerah."

Bagas tertunduk dalam-dalam. "Aku sangat mencurigainya dan selalu memojokkannya karena rasa ingin tau ku tentang siapa dia dan bagaimana dia mengetahui semuanya. Sekarang aku tau kenapa dirinya hanya diam dan selalu menutup mulutnya rapat-rapat." ujar Bagas.

"Bagas, sebaiknya kau istirahat." ucap sang Tante.

Bagas menyingkirkan pelan tangan sang Tante yang tengah memeluknya itu.

Bagas bangkit, "Aku akan menenangkan diri ku. Semuanya cukup menyakitkan untuk aku hadapi." ucap Bagas.

"Bagas,"

Laki-laki itu tersenyum tipis kepada Masyafa dan Rika. Sebelum akhirnya memilih pergi dari rumahnya.

•••

Bagas hancur, dia merasa memiliki rasa bersalah yang besar. Laki-laki itu mencoba untuk menahan rasa sakitnya di tengah mengemudikan mobilnya di malam yang terasa dingin itu.

"Sial." Sekuat apapun Bagas berusaha untuk fokus. Ingatannya terus kembali ke masa-masa bersama dengan Zaky.

Bagas berusaha cepat untuk pergi ke tempat di mana mungkin saja duka dan lukanya yang terasa begitu menyakitkan mampu reda.

Malam ini, Bagas memilih untuk pergi ke rumah Sinta.

Laki-laki itu mengetuk pintu rumah Sinta berkali-kali, tapi tidak kunjung di buka. Hingga Bagas benar-benar tidak sanggup lagi untuk berdiri.

"Siapa?" tanya Sinta dari dalam.

Yang Sinta dengar hanya suara lirih yang terdengar begitu menyakitkan. "Hantu, ya?" tanya Sinta.

Tapi tidak ada jawaban. Sinta mencoba untuk membuka sedikit pintu rumahnya dan memastikan suara tangisan siapa itu.

"Bagas?" Sinta langsung membuka pintu rumahnya dengan lebar dan menemukan Bagas terduduk di depan pintu rumahnya dengan tangisan itu.

Kembar Where stories live. Discover now