Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Aku tidak kecewa.
Tidak.
Itu pilihan Lisa.
Menyukai seseorang yang lebih tua darinya.
Hanya saja...
Entahlah, hatiku terus merasakan rasa pedih yang tak bisa ku jelaskan. Aku mencintainya, mungkin lebih dari sekedar rasa suka yang pernah ku katakan. Dan malam ini, aku dibuat tak tenang.
Lisa belum kembali membalas pesanku, setelah setengah jam ia berkata akan menghubungiku jika sesi penilaian bulanannya usai.
Apa aku yang perlu menghubunginya lebih dulu?
Biiiippppppp....
Itu bukan bunyi penolakan panggilan. Namun, suara menunggu jawaban dari kontak yang sedang ku hubungi.
"Eoh, Jaemin-ah?"
Aku bernapas lega saat di sana Lisa langsung menjawabnya.
"Kau sudah pulang?"
"Belum, tapi aku sedang berjalan keluar gedung."
"Sendirian?"
"Hm, begitulah."
"Lalu, apa kau membuat ulah selama sesi penilaianmu tadi?"
Tidak. Bukan itu pertanyaan yang benar.
"Haha, apa maksudmu?"
"Aku hanya ingin memastikan. Karena ini kali pertamanya aku berteman dengan orang gila sepertimu. Beberapa kali kau pernah membuat kekacauan, dan aku juga ikut terseret ke dalamnya. Itu membuat malamku jadi tak tenang. Lebih-lebih setelah kau mengakui jika kau sedang mencintai suami orang lain. Hah, aku bingung harus bangga atau malah sebaliknya. Ternyata selama ini firasat ku benar, soal kegilaan mu yang sudah ku duga memang di atas rata-rata."
"Diamlah!"
"Tidak, aku hanya mengkhawatirkan keluarga mereka. Bukan kau!"
Sejujurnya aku hanya ingin memastikan, jika kau tidak bertemu atau bahkan bicara intens dengan paman Jung.
