01. More suitable

655 104 13
                                    

14Nov2022;Monday

.

.

______________________________________

______________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Punya teman super cantik, tapi nakal?

Ummm... Ya, itu aku!

Rasanya aku adalah salah satu dari ratusan pria malang yang tertipu dengan wajah manis Lisa saat pertama kali bertemu.

Bagaimana ya?

Tadinya ku kira anak baru yang pindah ke sekolahku itu adalah sosok imut yang polos.

Pipi gembul, mata besar, bibir penuh dengan pelengkap poni di dahi lebarnya?

Bukankah dia benar-benar seperti boneka?

Ya, benar.

Sayang, perilakunya tidak.

Ingat sekali saat aku pertama kali mengajaknya berbicara ketika pulang sekolah. Biasanya gadis-gadis akan merasa malu ketika seorang pria mengajaknya berkenalan pertama kali.

Tapi, itu tidak berlaku pada Lisa.

Dia sangat mudah akrab, bahkan tak canggung menatap lawan bicaranya.

Malah aku yang sering dibuat salah tingkah sendiri.

Jujur saja, awalnya aku memiliki sedikit percikan seperti lelaki yang menyukai seorang gadis. Namun, ketika aku melihat tingkah aslinya yang kelewat nekat— tiba-tiba saja sengatan itu menghilang.

"Jaemin-ah, kau tau tidak! Kemarin aku baru saja bertemu seseorang yang sangat seksi di jalan."

Cerita yang sama... Setiap hari. Pagi, siang, malam.

Soal laki-laki yang ia temui di sebuah tempat dan berakhir tergila-gila padanya.

"Gilanya dia ternyata anak kepala sekolah."

Aku memandang biasa. "Lalu?"

"Dia mengajakku berkencan akhir pekan nanti. Dan, aku menerimanya. Hanya saja, sekarang aku malah jadi bingung bagaimana cara mendapatkan izin dari Paman Jung."

Sudah bisa ditebak.

"Kau ingin aku berpura-pura pergi denganmu?"

Sekejap kemudian mata bulat itu berbinar cerah. Dugaanku tak pernah meleset. Lisa lantas memelukku dan berteriak girang sambil sesekali mengecup pipiku.

"Yakkk!!!"

Sontak aku menghapus jejak pelembab bibirnya.

"Kau mengotori wajahku! Padahal kan aku tidak bilang akan membantumu!"

Gadis itu terlihat masa bodoh. Baginya, aku tidak mungkin tega menolak untuk membantu jadwal kencannya setiap minggu.

Dan—

My Sour PieWhere stories live. Discover now