12. Mirage

138 27 2
                                    

19Okt2023;thursday

.

.

____________________________________________

Kakiku terlipat begitu saja, saat tubuhku sudah terduduk di atap gedung sekolah bersama sosok gadis yang setiap hari kerap mengikuti ku kemana-mana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kakiku terlipat begitu saja, saat tubuhku sudah terduduk di atap gedung sekolah bersama sosok gadis yang setiap hari kerap mengikuti ku kemana-mana. Sesekali ku lirik profil wajahnya dari samping. Ya, dia tak berubah. Semakin menggemaskan dan juga membuatku brutal mencintainya.

"Kau benar ingin bolos latihan?"

Wajah cantiknya kemudian menoleh. "Tentu saja! Ini sebagian dari hukuman untuknya. Aku tak berpikir ingin memberinya kesempatan mudah untuk mencariku, setidaknya sampai dia sadar jika perbuatannya benar-benar menyakitiku. Dan akhirnya, dia akan datang dengan sendirinya lalu mengemis maaf padaku."

"Tapi ini sudah puluhan hari, kau yakin paman Jung tidak akan mengadu pada ayahmu?"

Lisa menghela napas. "Jaem, jika pun mengadu, pasti hari ini ayahku sudah datang mencariku!"

Aku mengulum bibirku sepintas. Ada bait kecewa sejujurnya, saat aku mendengarkan penjelasannya diawal. Tentang tujuannya menghilang dari kehidupan kekasihnya. Ku kira, Lisa serius akan menjauhinya seutuhnya. Ternyata aku salah.

Apakah kesempatan ini akan hilang lagi dengan mudah?

Aku berpikir begitu keras, sambil memandang kosong mobil-mobil yang melintas di bawah kaki kami.

"Apakah perasaan mu masih begitu besar?" Tanyaku, yang sebenarnya juga ku tujukan padaku.

Tak lantas menjawab, Lisa lebih dulu menumpukan tangannya ke belakang tubuhnya.

"Entahlah... Tapi sejujurnya aku kesulitan untuk membuangnya. Maksudku, aku tak bisa bohong, jika otakku masih terus memikirkannya."

Haaahhh... Benarkan?

Aku memejamkan mata, sambil menarik napas panjang. Lalu akhirnya kembali menatap wajahnya.

"Lisa, jangan berusaha mengejar seseorang yang membuatmu lelah. Sesekali lihatlah ke belakang, mungkin kau melupakan seseorang yang rela kelelahan karena mengkhawatirkanmu!"

Sosok gadis berwajah cantik dengan rambut pucca-nya itu tersenyum setelahnya.

"Jaemin-ah, bukankah hidup juga ditakdirkan berjalan ke depan? Kau harus melihat lurus, lalu fokus kan?"

Binar sendu kemudian tersorot. Aku mengedipkan mata beberapa kali, menahan sesuatu yang memanas, lalu berpaling menatap hamparan langit musim dingin. Betapa jawaban semudah itu bisa membuat hatiku nyeri.

"Ya, kau benar. Dibanding itu, seharusnya aku mengatakan kalimat itu untuk diriku sendiri!"

"Maksudmu?"

My Sour PieWhere stories live. Discover now