04. What happened?!

292 67 11
                                    

29Nov2022;monday

.

.

_______________________________________

Sekian menit aku menunggu, sambil mengibaskan tangan di depan hidungku —akibat asap rokok dari manusia-manusia pecundang yang gemar melarikan diri dari jam pelajaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sekian menit aku menunggu, sambil mengibaskan tangan di depan hidungku —akibat asap rokok dari manusia-manusia pecundang yang gemar melarikan diri dari jam pelajaran.

Entah apa yang dilakukan Lisa di dalam. Aku benar-benar kesal harus berada di situasi ini lebih lama. Oh, jika saja bukan agar dia memaafkan ku, mungkin sekarang aku sudah pergi dan membiarkannya berakhir di ganggu oleh pria-pria ini.

Pintu terbuka. Seseorang kemudian merangkul lenganku rapat.

"Ayo!" Katanya, sambil mengajakku melangkah buru-buru.

Aku tersenyum, dibalik langkah kaki kami yang menyusuri koridor menuju ruang kelas.

Ya, setidaknya aku tidak akan diabaikan lagi.

"Maaf." Lirihku, entah kali ini dia mendengarkanku atau tidak. "Aku tidak tau jika kau pergi menyusulku!"

Tiba-tiba saja rangkulannya terlepas, Lisa melirik ku sekilas, lalu membuang muka.

"Lupakan saja!"

"Tidak bisa!" Tolakku —yang kemudian membuat Lisa kembali melihatku. "Aku benar-benar ingin tau alasanmu kembali!"

Lisa menghela panjang. "Yaaaa... Hanya ingin memberimu mantel dan kaus kaki."

Dia tak menatapku, membuat sedikit rasa menyesalku karena tak kembali menemuinya pun muncul lagi.

"Maaf, tapi—"

"Sssshhh, sudahlah! Kita harus masuk, Park Ssaem sudah menunggu!"

Sebuah soal latihan tentang bab logaritma tengah memusingkan kepalaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sebuah soal latihan tentang bab logaritma tengah memusingkan kepalaku. Sudah berlembar-lembar kertas terhambur, tapi tak satupun menjadi titik akhir rasa pusingku.

Hingga tiba-tiba dering ponsel mengejutkanku.

Ku gapai benda di sudut meja, memicing sedikit, demi membaca nama kontak seseorang di sana.

My Sour PieOn viuen les histories. Descobreix ara