11. Happen again

158 33 6
                                    

17Okt2023;tuesday

.

.

__________________________________________

__________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tahun kelulusan sudah di depan mata. Semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan, dan juga ujian masuk universitas. Begitu juga aku, yang kini sibuk mengatur ulang jadwal ku agar memiliki waktu yang cukup adil untuk pendidikan ku.

Sejenak aku membolak-balikan halaman buku dengan perasaan kesal. Entahlah, aku agaknya benci karena gadis yang ku suka lebih memilih pergi latihan daripada ikut belajar bersamaku di perpustakaan.

Rasanya setiap hari aku selalu dibuat curiga berlebihan. Padahal aku juga bukan seseorang yang dianggap spesial olehnya. Tapi tetap saja, aku cemburu!

Srek!

Bruk!

Tiba-tiba seseorang sudah terduduk di samping kursiku. Aku menoleh dan menebak dari aroma tubuhnya jika itu adalah Lisa.

Dan itu benar!

Gadis itu baru saja datang dan menumpahkan segala kesedihannya diatas meja tempat aku belajar sekarang. Tak ada suara. Lisa hanya menangis sambil berusaha meredam isakannya.

"Kau ingin pulang?"

Tanyaku, coba memberinya pilihan yang lebih baik. Bukan karena malu melihatnya menangis di perpustakaan. Tapi aku hanya ingin membuatnya lebih leluasa melepaskan tangisannya tanpa perlu meredam suaranya seperti itu.

Ya, sudah pasti Lisa tidak akan menjawab pertanyaan ku. Ia hanya ingin menangis sekarang, bukan bercerita. Bisa ku tebak penyebabnya adalah sosok dewasa yang sekarang menjadi kekasihnya.

Ku tarik napas panjang, lalu menggeser posisi duduk ku mendekati tubuh pilunya. Perlahan ku ulurkan tangan menyentuh punggungnya yang bergetar.

"Menangislah! Aku akan menemanimu disini sampai tangisanmu selesai." Ucapku, entah itu membuatnya lebih baik atau tidak.

Yang jelas, aku hanya tidak ingin membuatnya merasa lebih terbebani dengan kalimatku.

"Aku lapar!"

Tiba-tiba saja ia menengadah. Dan hal itu lantas membuat tubuhku terjingkat.

"Y-yak!!!"

Aku refleks mundur, melihat lendir yang turun dari salah satu lubang hidung gadis itu. Namun, alih-alih mengerti, Lisa malah semakin mendekati ku dan mengusapkan hidungnya menggunakan lengan bajuku.

"ASTAGA!!!"

Sejenak semua orang langsung teralih kearahku setelah mendengar suara teriakanku. Aku agak malu menyadarinya, lalu membungkuk dan meminta maaf kepada mereka.

My Sour PieWhere stories live. Discover now