13. There is no turning back!

177 31 3
                                    

20Okt2023;friday

.

.

__________________________________________

Hentakkan sumpit yang dipakai Lisa menandakan jika makan malam kami telah tuntas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hentakkan sumpit yang dipakai Lisa menandakan jika makan malam kami telah tuntas. Aku mengerling sebentar, memperhatikannya yang sibuk membereskan mangkuk-mangkuk yang kami gunakan untuk makan malam. Tak biasanya Lisa mau bersusah payah seperti itu. Biasanya hanya aku yang bertugas membereskan apapun yang menjadi pekerjaan rumah selama kami tinggal bersama.

Apa dia terlalu bahagia?

Sebahagia itukah setelah bertemu kekasihnya?

"Jadi, kau memberinya kesempatan?"

Lisa yang tengah sibuk mencuci mangkuk bekas makan malam, lantas menoleh ke arahku.

"Maksudmu paman Jung?"

Aku mengangguk sambil membersihkan lantai tempat kami makan malam bersama tadi menggunakan tisu.

"Ya, memangnya siapa lagi?"

Lisa tersenyum, lalu kembali fokus kepada benda-benda berbusa yang tengah ia bilas. Sementara aku semakin merasa lesu tak mendapati jawaban apa-apa dari gadis itu.

Ku rasa benar ia sedang membuka peluang baru untuk paman Jung.

Menegak kemudian, aku lekas terarah ke tempat Lisa mencuci piring. Ku letakkan sampah tisu ke dalam tempat sampah, lalu membasuh tanganku di sela-sela pancuran air yang di pakai Lisa untuk membilas peralatan makan kami.

"Apa menurutmu aku sudah salah mengambil keputusan?"

Termenung sesaat, aku berusaha mendalami perkataan Lisa, sambil mengeringkan tanganku dengan kain pembersih yang tersedia.

"Tidak. Ku rasa kau juga berhak tau apa alasan di balik semua tindakannya. Lalu, setelahnya kau bisa memutuskan, apakah kau bisa meneruskannya, atau bahkan tidak sama sekali."

Lisa tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di atas pundakku untuk beberapa detik.

"Sudah ku duga, jika kita akan memiliki pemikiran yang sama."

Aku lagi-lagi hening beberapa saat, sebelum kemudian ikut tersenyum seperti gadis itu.

"Y-ya, bukankah teman sejati memang selalu begitu?"

"Bagiku kau lebih dari itu, kau tau?"

Aku terkekeh lagi, sebelum akhirnya tersenyum sendu mengakhiri percakapan kami.

Begitu juga denganmu, Lisa.

Kau lebih dari apapun, kau tau?

Ya... Seandainya saja aku mampu melepaskan kalimat itu untukmu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Sour PieWhere stories live. Discover now