53 - END

3.9K 163 61
                                    

Disetiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Disetiap pertemuan, pasti ada perpisahan.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Shhh! Pengen pipis!" keluh Rhea sembari mempercepat laju jalannya. Dia berbelok dan menuruni tangga menuju toilet sekolah. Setelah selama seminggu ia tidak bersekolah, hari ini gadis itu memutuskan untuk kembali sekolah. Meskipun masih bebas karena sebentar lagi akan liburan akhir semester, tetapi Rhea merasa bosan juga jika di rumah.

Baru tiga langkah Rhea menapaki anak tangga, tiba-tiba ia berhenti.

"Lea!"

Panggilan lembut dari sosok yang ada di bawah tangga membuat Rhea berdiri mematung, gadis itu tidak tahu harus maju atau mundur. Ia begitu kaget karena lagi-lagi di datangi Acrux, tetapi kali ini secara langsung. Bukan lewat mimpi.

Acrux tersenyum tipis. "Lo takut sama gue?"

Suara serak dan berat dari Acrux seketika membuat kaki Rhea rasanya seperti jelly. Gadis itu sangat terkejut karena Acrux menemuinya. Acrux terlihat begitu nyata di indera penglihatannya. Tangan mungil Rhea memegang pegangan tangga guna membantunya agar berdiri dengan tegak.

"Lea?" Acrux kembali memanggil nama Rhea kala gadis itu tak kunjung menyahutinya.

Rhea menggelengkan kepalanya tak percaya. "Ja-jangan ganggu Lea. Rius yang tenang ya? Ja-jangan bu-buat Lea takut." cicitnya dengan dahi yang mulai berkeringat dingin.

Tiba-tiba saja senyuman Acrux menghilang. Wajanya yang semula bersinar kini berganti menjadi muram. Matanya menatap sendu pada Rhea. "Lo takut?"

Hati Rhea seakan mencelos saat mendengar pertanyaan itu, dia merasa bersalah ketika melihat raut sedih yang Acrux tampilkan padanya.

"Le-lea- Bukan. Ma-maksudnya Lea-" Kegugupan Rhea terhenti kala secara mendadak Acrux berbalik badan dan berjalan menjauhinya sambil menundukkan kepala. Mata Rhea membelalak, ia tidak ingin Acrux meninggalkannya dengan wajah bersedih seperti itu.

"Ri-rius!! Tunggu!!" teriak Rhea sembari berlari mengejar Acrux. Namun entah di anak tangga keberapa tiba-tiba saja kaki Rhea menginjak tali sepatunya sendiri.

"AAAA!!!" Rhea kehilangan keseimbangannya dan hal itu membuatnya terpental dengan kepala yang membentur tangga terlebih dahulu. Badannya yang mungil berguling-guling hingga ke bawah tangga. Kejadian itu sangatlah mendadak.

Darah mengalir banyak dari kepala Rhea, sehingga membuat pandangan Rhea memburam dan akhirnya kegelapan lah yang mengampiri.

"LEAAA!! LEAAA!!" Suara Karina yang serak berteriak begitu kencang memanggil temannya yang terkapar dengan keadaan tanpa nyawa.

Izar memeluk Karina dengan begitu erat. Ia mengusap pucuk kepala Karina yang terus saja menangis dan berteriak histeris. Ini adalah kejutan yang begitu memilukan. Lagi-lagi soal kematian. Ia tak menyangka Rhea akan menyusul Acrux secepat ini.

"Bang, Yo! Udah panggil ambulan, Bang?" tanya Arche dengan raut gelisahnya.

Elio mengangguk sambil menghapus air mata yang hendak mengalir di matanya. Ia berusaha untuk tidak menangis di depan banyak orang, ia harus menahannya. "Lo sama temen-temen lo bantu angkat Rhea keluar. Gue mau telepon ortunya Acrux."

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن