48 - DOR!

1.3K 117 14
                                    

Saran itu mudah, yang sulit adalah menerimanya, karena itu pahit dalam rasa.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Rius, Lea udah cantik belom?" tanya Rhea dengan wajah yang dibuat imut, meskipun memang dia sudah imut dari lahir.

Acrux yang baru saja sampai di ruang makan menatap gadis itu datar. "Biasa aja." jawabnya singkat namun bisa membuat Rhea kena mental.

Rhea mengerucutkan bibirnya. "Ih, Rius mah! Kok gitu, sih?" protesnya.

"Lah, terus?" heran Acrux.

"Ya masa biasa aja, sih? Harusnya Rius jawabnya Lea itu cantik, atau cantik banget. Gitu!" dumel Rhea.

Acrux duduk di kursi tepat berhadapan dengan gadis mungil yang sudah memakai seragam putih abunya dengan rapih, tak lupa bandana pink yang gadis itu kenakan. Tangan Acrux mengambil sepotong roti dan memakannya hingga tandas, namun tatapan matanya mengarah pada Rhea.

Setelah ia selesai mengunyah dan meminum air, ia pun berkata, "Lo selalu cantik setiap harinya, gue sampe udah terbiasa sama kecantikan lo."

Rhea terdiam, setelah mengumpulkan nyawanya yang sempat melayang, ia pun menimpali perkataan Acrux. "Halah! Boong! Dasar gombal!" sewot Rhea.

"Lah?" bingung Acrux. "Gue serius."

"Boong! Cowok emang tukang gombal!"

"Tadi di bilang 'biasa aja' gak mau, terus di bilang 'cantik' malah ngomong gue gombal. Mau lo apa dah?" heran Acrux. Ia bertanya-tanya di dalam hatinya, apakah semua perempuan seperti itu?

Mata Rhea membola. "Ouh! Jadi Rius gak ikhlas bilang Lea cantik?"

"Hah?"

"Ish! Huh hah hah hah mulu!" protes Rhea.

"Ya lo nya kagak jelas, nyet!" sewot Acrux. Pagi-pagi sudah dibuat bingung dengan tingkah gadis mungil itu. Untung saja ia sayang padanya, jika tidak, sudah lama ia membuang gadis itu ke laut.

Rhea berdiri dari duduknya, ia bersidekap dada. "Pokoknya Rius jawab yang jujur. Lea cantik gak?"

"Cantik." jawab Acrux singkat.

"Jangan bohong!" ucap Rhea sembari menghentakkan kakinya.

Acrux menyernyitkan dahinya. "Gue gak bohong Lea!"

"Jawab. Jujur." tekan Rhea sekali lagi.

Karena bingung ingin menjawab apa, akhirnya Acrux pun menjawab asal-asalan. "Biasa aja."

"Jangan terlalu jujur juga dong! Jujurnya itu yang gak terlalu jujur tapi gak bohong juga loh! Ngerti gak sih?" tanya Rhea.

Acrux mengacak rambutnya frustasi. Kalo seperti ini masalahnya, ia yakin tidak akan ada habisnya. "Serah lo aja dah!"

Rhea kembali duduk, dia mencomot roti panggang dan memakannya dengan cepat-cepat. Setelah menghabiskan semua rotinya, ia pun meminum susu. Rhea menyimpan gelas bekas susu dengan cukup keras, membuat Acrux meliriknya datar.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now