15 - SMA

3K 192 10
                                    

Bersih tidak akan bersih tanpa kotor, dan kita tidak akan tahu kotor tanpa adanya bersih.


🤍
🤍
🤍
🤍

Senin ini Acrux sedang duduk di meja makan sembari memainkan handphone canggihnya. Ia menunggu Rhea untuk sarapan bersama. Namun, cukup lama ia menunggu, gadis itu belum juga datang. Entah apa yang sedang dilakukannya sehingga membuat waktu sarapan mereka sedikit terlewatkan.

Bi Odah yang baru saja menyimpan nasi goreng ke atas meja makan terlonjak kaget menoleh ke lantai atas saat mendengar suara gaduh dari sana, begitupun dengan Acrux. Tak lama lelaki itu segera berdiri dari duduknya dan berjalan tergesa-gesa ke kamar Rhea yang ia yakini itulah tempat dimana suara bising itu berasal.

Tangannya segera mengetuk pintu kamar gadis itu kala ia sudah sampai di depannya. "Lea! Buka pintunya!" titah Acrux dengan suara lantang.

Tak ada jawaban apapun dari dalam, bahkan suara bising itu masih terdengar jelas. Acrux semakin khawatir. Ia takut ada penjahat masuk ke dalam kamar Rhea. Apalagi tidak ada sahutan apapun dari gadis itu.

Ia kembali mengetuk pintu, terlalu santai untuk disebut mengetuk ... Acrux menggedor pintu kamar Rhea dengan tak sabaran. Ia semakin panik saat suara gaduh itu seketika lenyap, menyisakan keheningan yang justru membuat hatinya berderu sesak.

"LEA! BUKA PINTUNYA!" teriak Acrux kencang. Ia menjilat bibirnya guna meredakan kegelisahan yang sedang ia rasakan. Tak peduli jika disebut 'lebay', ia hanya ingin Rhea membuka pintu dengan keadaan yang baik-baik saja.

Terdengar suara langkah kaki cepat yang menghampirinya, Acrux tidak peduli siapa dia. Yang ia pikirkan hanyalah Rhea ... apa yang terjadi di dalam sana.

"Tuan, ada apa dengan Nona Kecil?" tanya Bi Odah dengan nada bergetar karena khawatir.

Acrux menggeleng. Ia tidak tahu. Tentu saja!

"LEA!!" Kali ini teriakan lelaki itu sampai menggema di ruangan sekitarnya, membuat Bi Odah sedikit takut akan aura Tuannya yang terasa semakin dingin tak tersentuh.

Karena sudah tidak sabar kembali menunggu, Acrux pun mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu bercat putih itu. Tetapi sebelumnya, ia memperingati Rhea terlebih dahulu ...

"LEA KALO LO ADA DI DEPAN PINTU CEPETAN MINGGIR!!"

Kaki panjang Acrux pun sudah siap untuk memberikan tendangan yang kuat, ia baru mengangkat kakinya, dan setelahnya ia terdiam. Membiarkan kakinya melayang di udara. Acrux tidak jadi mendobrak pintu itu saat sebuah suara lembut terdengar di telinganya.

"Bentar."

Ceklek!

Pintu pun terbuka menampilkan seorang gadis mungil yang kini sudah rapih dengan seragam putih abunya, dan jangan lupakan cengiran lucu yang gadis itu berikan sehingga memperlihatkan gigi putihnya.

"Hehe ... maaf ya Lea lama ...," ucap Rhea dengan tangan yang setia memegang erat kedua tali tas ranselnya.

Acrux menatap Rhea dengan raut dinginnya. Gadis itu bisa-bisanya membuat ia khawatir di cuaca sepagi ini. "Kenapa lama?" tanyanya datar.

Rhea kembali menyengir tak berdosa. "Hehe ... Lea tadi nyariin 'kalung bintang" kesayangan Lea. Maaf ya ..." sesal gadis itu tulus. Ia menampilkan puppy eyes nya agar Acrux luluh dan usahanya itu tentu saja berhasil. Acrux tidak tega memarahi gadis se-menggemaskan itu. Ia hanya mendengus sebal.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now