"Gak Clara, lain kali aja. Farez lagi pelik takut nanti ikut coba." Kata Vio.

Clara menatap Vio dengan senyum, namun seketika menoleh pada Farez dengan wajah malas. "Beruntung banget lo. Awas aja sampai kelakuan lo ikut kayak temen seperjuangan lo itu." Kata Clara sembari memberi kepalan tangan ke arah Farez.

Farez hanya berdecak pelan. "Jangan samakan aku dengan dirinya... " Kata Farez dengan tambahan nada pada setiap kalimatnya.

Vio tertawa melihat Farez yang malah menimpali perkataan Clara dengan cara seperti itu.

***

"Aaaa, buka mulutnya." Kata Farez sembari menyodorkan sendok berisi zuppa soup pada Vio.

Vio menurut dan menikmati makanan yang Farez suapkan.

Melihat kegiatan romantis didepannya membuat Rian berulang membuang nafas kasar. Apalagi melihat Farez yang sesekali melirik ke arahnya dengan tatapan mengejek.

"Jadi Vano udah tau sama hubungan kalian?" Tanya Rian pada Vio dan Farez.

"Udah." Jawab Vio dan Farez bersamaan.

"Emang kurang ajar si Vano, gue kira dia belum tau." Kata Rian kesal.

"Emangnya lo diapain sama dia?" Tanya Farez.

"Gue sama Nino kemarin kelabakan sendiri waktu keceplosan nyebut nama Mbak Vio waktu lo bilang mau jemput cewek lo. Eh si Vano denger, terus pura-pura marah waktu gue sama Nino jelasain ke dia pelan-pelan. Akhirnya dengan penuh keterpaksaan gue sogok dia pakek martabak kacang tiga kotak." Kata Rian menjelaskan dengan nada yang terlihat jengkel.

"Rasain, dikerjain kan lo sama dia." Kata Farez, kemudian tertawa puas.

Vio juga ikut tertawa saat mendengar cerita dari Rian. "Maaf ya Yan, kamu sama Nino jadi harus keluar uang cuma karna harus baik-baikin Vano." Kata Vio tak enak hati.

Rian menganguk pelan kemudian tersenyum menatap Vio. "Pembawaan Mbak Vio ternyata seadem ini ya. Pantes Farez kecantol." Kata Rian dengan tatapan kagum ke arah Vio.

"Sadar buaya rawa!" Kata Farez sembari melemparkan sedotan plastik pada Rian. "Gebetan lo tu yang disana." Farez menunjuk ke arah Clara yang berada di tempat kasir. "Ini punya gue." Lanjut Farez kemudian menggenggam tangan kanan Vio.

Rian berdecak pelan, sembari mengambil sedotan plastik yang menyangkut di rambutnya. "Gue tau kali." Kata Rian dengan nada kesal.

Rian berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke tempat kasir dimana Clara sedang sibuk mencatat keuangan cafe.

"Beb Cla." Panggil Rian setelah sampai didepan Clara.

Clara sama sekali tidak menanggapi Rian, dan lebih memilih fokus pada kerjaannya. "Kamu nanti pulang bareng aku ya, aku kangen sama Candy." Kata Rian lagi.

Mendengar nama adiknya disebutkan Rian, dengan cepat Clara mendongak menatap Rian didepannya. "Gue udah bilang kan sama lo, jangan temuin Candy. Gue gak mau dia selalu bergantung sama lo." Kata Clara dengan nada tidak suka.

"Tapi nyatanya emang gitu Cla, kamu sibuk kuliah dan kerja. Dia butuh teman ngobrol." Kata Rian menatap Clara.

"Lo yang keterlaluan Yan, gue udah bilang ke lo untuk gak usah deket Candy kan. Tapi lo gak pernah dengerin gue, kita udah putus Yan." Kalimat terakhir Clara langsung membuat Rian mengapalkan telapak tangannya.

"Cla... "

"Pergi Yan, gak enak kalau pengunjung lain keganggu sama kita." Kata Clara yang mulai menyadari tatapan dari beberapa pengunjung Cafe, termasuk Vio dan Farez.

Love You MBAK!Where stories live. Discover now