Bagian 030

217 12 0
                                    

°°°

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

°°°

Suara ketikan pada keyboard leptop menghiasi ruang kamar Farez, beberapa buku referensi tertumpuk sempurna di atas meja. Tangan Farez meraih satu buku referensi untuk ia baca.

Sudah tiga hari ini Farez tidak bisa meluangkan waktu bersama Vio seintens biasanya. Selain harus memulai mencari judul skripsi yang akan ia ajukan, ia juga disibukkan dengan kerjaan di dua distronya.

Fokus Farez mulai terbagi-bagi dengan beberapa kesibukan yang sama-sama penting untuk masa depannya nanti. Apalagi orang yang memata-matai distronya sampai sekarang masih saja ada.

Dan karyawannya sudah mulai curiga dengan orang tersebut, dan beberapakali kerap melaporkan ketidaknyamanan mereka pada Farez terkait hal tersebut.

Suara notifikasi pesan masuk pada ponselnya membuat Farez menghentikan kegiatan membacanya dan segera meraih ponselnya.

Nadda

Kak, mau pakai bunga apa buat tambahan dekor sama dikasih ke Kak Vio nanti?

Farez membaca pesan yang dikirim Nadda tersebut. "Mbak Vio kan gak pernah gue kasih bunga ya... terus nanti gue harus kasih bunga apa?" Gumam Farez yang menyadari kalau dirinya sama sekali tidak tahu dengan bunga yang disukai Vio.

Alfarez

Nanti kalau kamu mau ketokonya ajak Kakak aja. Nanti kita tanya-tanya dulu, bunga yang biasa digunain buat acara gituan.

Nadda

Jangan bilang Kakak gak tahu bunga kesukaan Kak Vio?!

Farez tekekeh pelan saat membaca balasan pesan dari Nadda, Farez dapat membayangkan bagaimana raut wajah Nadda saat mengetik balasan tersebut.

Alfarez

Tau aja Nad:)
Maklumi aja ya Nad, Kakak tu gak pernah kasih Mbak Vio bunga. Hadiah kalung waktu itu aja kamu yang nyaranin.

Nadda

Iya aku maklum banget kok Kak.
Cowok sekarang tu emang kebanyakan kayak Kak Farez... gak bisa romatis!!

Alfarez

Enak aja. Kakak bukanya gak bisa romantis ya Nad.
Tapi Kakak tu gak mau mubazir uang. Lebih suka beliin Mbak Vio yang pasti-pasti aja.

Nadda

Iyain biar cepet. Udah ya jangan dibales lagi. Nadda mau bobok.

"Dasar Nadda." Farez tekekeh pelan membaca pesan terakhir yang Nadda kirimkan.

Farez meletakkan kembali ponselnya diatas meja, dan kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Love You MBAK!Onde histórias criam vida. Descubra agora