Bagian 006

465 20 0
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Farez menyandarkan punggungnya pada punggung kursi yang berada di ruang kerja milik papanya, sudah hampir lima belas menit Farez menunggu diruangan ini.

Suara pintu terbuka, dan hal itu membuat Farez menoleh sesaat. Begitu tahu papanya lah yang masuk kedalam ruangan, Farez kembali menoleh kedepan.

"Maaf lama, tadi klien Papa minta ada perubahan untuk hasil yang dipresentasikan tadi." Kata Rizal kemudian menarik kursi untuk diduduki.

"It's okay Pah. Farez juga baru kok nunggunya." Kata Farez.

Rizal mengangguk pelan. "Gimana soal tawaran Papa waktu itu?" Tanya Rizal setelah melepas jas yang menempel di badannya.

Farez diam sejenak, kemudian menghela nafasnya pelan. "Papa tau kan kalau Farez sama sekali gak punya minat untuk hal itu." Kata Farez menatap papanya.

"Rez, Papa udah ngebebasin kamu untuk memilih jurusan kuliah yang kamu inginkan. Tapi bukan berarti Papa berharap kamu untuk lepas tanggung jawab dengan perusahaan yang Papa bangun ini." Kata Rizal.

"Tapi Pah... "

"Papa anggap kamu memang belum siap untuk bahas masalah ini." Kata Rizal kemudian bersandar pada punggung kursi. "Jadi gimana usaha distro kamu?" Tanya Rizal, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Alhamdulillah, semakin hari pembelinnya meningkat." Kata Farez, sedikit lebih tenang karena Papanya tidak lagi membahas topik sebelumnya.

"Terus kenapa waktu itu, Frenzi minta Papa buat kasih kamu transferan? Bukannya kamu udah satu tahun ini gak mau lagi dapat uang jajan dari Papa."

"Ah itu, sebenarnya Farez kurang modal untuk buka distro baru. Tapi berkat transferan Papa waktu itu, Farez udah bisa buka cabang distro." Kata Farez, kemudian mengelurkan amplop cokelat dari dalam tasnya.

"Itu, uang yang Papa kasih ke Farez kemarin. Farez udah balik modal, dan uang dari Papa kemarin Farez kembalikan lagi." Kata Farez menaruh amplop tersebut diatas meja.

"Jadi kamu punya dua distro sekarang?"

Farez menganguk sembari tersenyum tipis pada papanya. "Iya, maaf baru ngasih tau Papa." Kata Farez.

"Gak masalah, selama kamu tetep bisa berhasil meraih keinginan kamu. Papa akan selalu dukung kamu." Kata Rizal kemudian berdiri dan menghampiri Farez.

"Kasih tau Mama kamu juga, hari ini kamu harus pulang ke rumah bareng Papa." Kata Rizal lagi kemudian menepuk-nepuk punggung Farez.

Love You MBAK!Where stories live. Discover now