Bagian 027

193 13 0
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

"Bu Vio!" Panggil salah satu guru yang kini tengah berada ditengah lapangan basket saat melihat Vio baru saja akan menuju ke ruang guru.

Vio menoleh ke arah guru tersebut kemudian menundukkan kepalanya singkat, kemudian berjalan mendekat ke arah guru tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya Vio pada guru olahraga tersebut.

"Gini Bu Vio, saya mau minta tolong buat panggilkan Pak Rama di ruang olahraga. Soalnya anak-anak sedang penilaian olahraga jadi tidak bisa saya tinggal." Jelasnya.

Vio menganguk pelan. "Baik Pak, ini Pak Ramanya harus saya panggil buat kemana ya?" Tanya Vio.

"Buat ke ruang lab komputer ya Bu, nanti bilang saja saya akan nyusul setelah jam ketiga selesai."

"Oh iya Pak, kalau begitu saya permisi. Mari Pak."

"Iya, terimakasih Bu Vio."

"Sama-sama Pak."

Vio berbalik dan segera berjalan menuju ke ruang olahraga yang letaknya tidak jauh dari ruang UKS.

Vio mengetuk pelan pintu ruang olahraga di depannya kemudian melesat masuk setelah mendapat instruksi masuk dari orang yang berada didalam ruangan tersebut.

"Permisi Pak Rama." Kata Vio setelah mendekat pada Rama yang tengah sibuk dengan beberapa bola voli didepannya.

Rama sedikit terkejut saat mendapati Vio sudah berdiri didepannya, dengan buru-buru Rama berdiri.

Rama kira tadi guru lain yang masuk kedalam ruangan tersebut, ternyata Vio lah yang mengetuk pintu sebelumnya.

"Bu Vio, ada apa ya?" Tanya Rama pada Vio.

"Saya mau menyampaikan pesan dari Pak Marwan, tadi beliau meminta tolong ke saya untuk memanggil Pak Rama, beliau menyuruh Pak Rama untuk datang ke lab komputer. Beliau nanti akan menyusul setelah pelajaran ketiga selesai." Terang Vio pada Rama.

Rama menganguk paham. "Baik Bu Vio."

"Kalau begitu saya permisi dulu." Kata Vio kemudian berbalik dan akan melangkah keluar dari dalam ruangan tersebut.

Namun Rama terlebih dahulu mencekal sebelah tangan Vio hingga membuat Vio berbalik dan menatap ke arah Rama dengan raut wajah terkejut.

"Ada yang mau saya bicarakan dengan kamu. Jadi saya mohon jangan pergi dulu." Kata Rama dengan nada suara yang terdengar meminta kesempatan agar Vio mau memberikannya waktu untuk bicara.

Vio melepas cekalan tangan Rama dari tangannya kemudian menatap Rama dengan tatapan yang sulit Rama artikan, namun tak lama Vio berdehem singkat dan mengangguk kecil ke arah Rama.

"Silahkan." Kata Vio singkat.

"Saya ingin mengundang kamu untuk makan malam, apa kamu ada waktu?" Tanya Rama.

Love You MBAK!Where stories live. Discover now