11. Maaf

7.9K 863 54
                                    

Jeno mendengus bosan.

Jeno hanya sendirian di dalam kelas kali ini, siswa siswi yang lain sudah pergi ke kantin semua.

Dan Jaemin, Jeno menyuruh anak itu untuk pergi ke kantin dan membelikannya lima porsi kebab.

Jaemin bahkan kaget di buatnya, apakah Jeno bisa menghabiskan kebab itu atau tidak.

Tapi Jeno tetap bodo amat, kan Jeno lapar.

Suasana kelas yang sepi dan sunyi ini, Jeno jadi teringat akan sebuah lagu.

Jeno mulai menyanyikan lagu itu, sebuah lagu yang pernah di nyanyikan oleh salah satu virtual youtuber kesukaannya dulu.

"Sunyi dan sepi, di ruang hampa."

Jeno mulai bernyanyi dengan mata yang terpejam.

"Masalah datang dan pergi sudah bisa, sendiri lagi."

"Enggan untuk melangkah."

"Ku buka mata, menatap langit."

"Rintik hujan bergema, benangi bentala."

"Seakan membisik, ayo jelajahi dunia."

"Melamunkan, berbagai angan."

"Tak 'kan selesaikan masalah."

"Beranikan diri untuk melangkah."

"Terobos, segala rintangan."

"Walau hujan tak kunjung berhenti, masih ada aku."

"Temanimu disini, rapalkan mantra datangkan cahaya."

"Tuk sinari hari harimu, hilangkan semua rasa ragu."

"Yang selimuti hati, pikiran dan emosi."

"Rapalkan mantra datangkan cahaya, buka lembaran yang baruu~"

Terdengar suara tepuk tangan dari luar pintu kelas, mata Jeno masih terpejam karena sedang menikmati lagu yang telah selesai ia nyanyikan.

Anak itu sampai tersentak kaget saat mendengar suara tepuk tangan dari luar pintu kelas.

Jeno membuka kedua matanya, melihat cepat keluar pintu kelas.

"Kalian!--" ucap Jeno melototkan kedua matanya kaget, Haechan berada diluar pintu kelas bersama dengan anggota inti MARSIOX.

Malu, Jeno malu.

Pengen menghilang aja Jeno rasanya.

"Bagus. Gue baru tau kalau adik lo bisa nyanyi, Mark." Chenle berucap, anak itu berjalan dan langsung merangkul bahu Jeno sok akrab.

Jeno menatap tak suka pada orang yang tengah merangkul dirinya itu, hah kenal saja tidak.

Dasar aneh.

"Le, lo lihat tuh mukanya. Udah masam gegara lo, lagian dia juga ga kenal sama lo. Main rangkul rangkul aja." ucap Jisung yang membuat Chenle menatapnya galak.

"Terserah. Kalau dia ga kenal, gue bisa kenalin diri. Dek, kenalin gue Zhong Chenle." ucap Chenle cepat, berasa ngerap dah.

"A--ah, Jung Jeno." balas Jeno kikuk.

Chenle sudah melepaskan rangkulannya itu, membuat Jeno bisa bernapas lega.

Bukan karena ketek Chenle yang bau, tapi gugup aja rasanya pas di rangkul sama orang paling kaya di dunia novel ini.

Jeno tau kok, di cerita juga tertulis jumlah kekayaan Chenle ada berapa banyak disana.

Jeno sampai melongo tak percaya saat itu, jumlah kekayaan lelaki Zhong sangat tidak masuk akal.

I'm Lee Jeno | Transmigrasi BoyWhere stories live. Discover now