5. Cemburu Dan Maaf

14.8K 1.3K 59
                                    

"Jaemin, bisa tolongin gue ga?" yap, itu Jeno.

Jeno lagi kesusahan untuk membuka sebuah botol minuman.

Mark sedang tidak berada di mansion.

Beberapa menit yang lalu anak itu izin ke Jeno untuk pergi mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya.

Jadi mau tidak mau Jeno harus meminta bantuan pada Jaemin.

"Ga." Jaemin langsung menolaknya dengan singkat, padat, dan jelas.

Jeno menutup mulutnya tidak percaya, alay emang.

Tidak biasanya Jaemin bersikap cuek seperti ini.

Terlebih lagi pada dirinya, Jaemin itu manusia caper asal kalian tau.

Tidak cuma caper tapi tingkahnya kadang juga amat sangat menyebalkan, membuat Jeno kadang muak sendiri saat melihatnya.

"Jaemin, are you okay?" tanya Jeno sambil menempelkan punggung tangannya di jidat paripurna Jaemin.

Tetapi tangannya langsung di tepis kasar oleh Jaemin.

Dasar Jeno sok inggris, padahal nilai bahasa inggrisnya saja dulu selalu remedial.

Upssie.

"Gue baik, lo ga usah sok peduli." hah jawaban macam apa itu, perasaan Jeno nanya baik baik dah.

Dan sejak kapan Jaemin menggunakan bahasa gaul berupa lo--gue pada dirinya?

Buat apa sih kek gitu, Jeno kan jadi semakin bingung dengan perubahan yang Jaemin perlihatkan padanya.

"Kok lo gitu sih, gue nanya baik baik anjir." ucap Jeno dengan tatapan tidak sukanya.

"Terserah gue dong." ini anak lagi badmood kah njing, pengen Jeno hajar rasanya.

"Ya udah. Dasar jelek." ejek Jeno sebelum pergi meninggalkan Jaemin sendiri di ruang keluarga.

"Tidak peka." gumam Jaemin sambil menatap punggung Jeno yang telah menjauh dari penglihatannya.

***

Lemas banget badan Jeno rasanya.

Setelah mandi hujan tadi siang tiba tiba saja sorenya badan Jeno terasa panas, sepertinya Jeno terkena demam.

Salahkan saja hujan, kenapa telah menggoda dirinya.

Sudah lama Jeno tidak mandi hujan, terakhir kali Jeno mandi hujan ketika berada di dunia aslinya.

Ya tentu saja Jeno tergoda untuk mencobanya sekarang saat di dunia novel ini.

Lebih baik menyesal setelah mencoba daripada menyesal tanpa mencoba.

Maaf ya hujan, Jeno itu tidak pernah dan tidak akan mau di salahkan.

Hah dan bodohnya Jeno tidak tau bahwa itu adalah hujan panas.

Beberapa menit yang lalu Jeno mengadu sakit pada Mark melalui chat whatsapp.

Kata Mark ia akan segera kembali ke mansion.

Mark meminta Jeno untuk menghubungi paman Doyoung terlebih dahulu.

Jeno langsung melakukannya.

Jeno meremat hoodie yang sengaja ia gunakan, tubuhnya menggigil.

Jeno tidak bisa menghubungi Doyoung, pamannya itu tidak bisa di hubungi.

Mark tak kunjung juga datang, hanya ada satu jalan.

Jeno harus menemui Jaemin, bodo amat deh soal harga dirinya yang tinggi itu.

Huh yang penting nyawanya dulu.

I'm Lee Jeno | Transmigrasi BoyWhere stories live. Discover now