17. Drama di halaman rumah

237 22 5
                                    

Kalo typo tolong tandain ya, suka gak sadar padahal udah direvisi beberapa kali.

Perjalanan cinta yang tadinya telah usai.

17

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

17. Drama di halaman rumah.

"Niat Radit baik, menurut Nenek terima saja Nak. Radit baik dan tulus sama kamu, jangan kecewain dia lagi. Kemarin Radit sudah minta izin sama Nenek pas kamu lagi masak, dia nunggu jangan kasih harapan. Nenek gak maksa terserah kamu, tapi jawabannya jangan kelamaan kasian Radit, nanti kalo jawaban kamu gak sesuai Radit akan kecewa lagi." Aira terdiam mencerna nasihat dari Neneknya, rambutnya diusap lembut oleh Nenek Deana, semalaman Aira tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Radit yang mengajaknya menikah.

"Aira mau, cuman untuk sekarang belum siap," lirih Aira ia menatap jendela besar yang menghadap taman rumah, dia dan Nenek duduk lesehan di karpet bulu.

"Yakinin dulu atuh, tapi kalo bener bener ragu jangan dipaksa. Ngomong dari sekarang sama Radit, beri Radit pengertian. Kalo Radit gak mau nunggu kamu siap, berarti kamu harus relain Radit sama yang lain." Aira langsung menggeleng, takut kehilangan mulai menghantui dirinya. Aira menangis sebab pikiran buruk mulai berdatangan, segera Nenek Deana peluk Aira.

"Gak mau, Nek."

"Yasudah Radit 'kan kasih kamu waktu satu minggu. Kamu pikirin baik-baik," sahut Nenek sambil mengusap punggung Aira pelan. Aira mengangguk lemah, ia melepaskan pelukannya.

"Aku mau ke rumah Radit nganterin makanan, Nek," pamit Aira.

"Loh katanya keluar kota?"

"Nanti jam tujuh," balas Aira. Setelah mendapat anggukan dari Nenek, Aira segera pergi ke dapur. Ia mengambil paperbag bekas kemarin, di dalamnya berisi kotak makan dan sebotol air putih lalu membawanya ke luar rumah. Udara pagi ini sangat segar, banyak pejalan kaki berlalulangan apalagi para pelajar SMA yang memang gedung sekolahnya dekat dengan perumahan ini.

Kebetulan sekali saat Aira sampai di halte, bus datang ia langsung naik ke dalam bus, perjalanan membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di perumahan Radit. Di perjalanan Aira melamun, memikirkan tentang ajakan Radit untuk menikah, sampai ia merasa gelisah dan menghela napas beberapakali. Sampai bus telah berhenti tepat di depan gapura bertuliskan perumahan Daysi. Aira turun dari bus setelah membayar, ia berjalan memasuki area perumahan, rumah Radit berada di ujung bahkan di sana hanya ada dua rumah rumah Radit dan entah yang satunya milik siapa.

Aira mempercepat langkahnya, takut jika nanti Radit sudah berangkat, ia menghela napas lega setelah sampai di depan gerbang rumah Radit. Gerbangnya terbuka lebar.

 Gerbangnya terbuka lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DESTINY (End)Where stories live. Discover now