06. Pembantu baru

316 23 0
                                    


Sebuah perjalanan cinta yang tadinya telah usai.

Sebuah perjalanan cinta yang tadinya telah usai

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

06. Pembantu baru

Radit merasa lega setelah masalah kafe telah selesai, ia dan Angkasa memutar otak agar kafe kembali ramai seperti sebelumnya dan selama dua hari usahanya tidak sia-sia. Radit meluncurkan menu baru dengan harga murah namun kualitas yang mewah. Tidak masalah jika dengan cara ini, Radit hanya takut Ayahnya melihat semua ini, pasti Ayahnya akan berpikiran jika dirinya tidak becus mengurus kafe, dan mungkin Radit akan kembali diseret oleh Ayahnya agar tetap bekerja di kantor dengan pengawasan ketat.

Tapi masih ada satu lagi yang belum beres, Radit maupun Angkasa belum mengetahui penyebab kafe mendadak sepi.

"Ehh udah pulang, Den?" tanya Bi Dila saat Radit tengah melamun di depan pintu masuk, Radit pun langsung tersadar ia hanya mengangguk sebagai jawaban. "Bi tolong buatkan saya kopi hitam," titah Radit sembari terus berjalan hingga menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.

 "Bi tolong buatkan saya kopi hitam," titah Radit sembari terus berjalan hingga menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Radit segera masuk ke dalam kamar mandi, dan mulai membersihkan dirinya. Setelah selesai barulah Radit keluar hanya dengan handuk yang terlilit di pinggangnya. Tiba-tiba suara pecahan nyaring terdengar sampai membuat Radit terkejut. Mata Radit membulat saat sorot matanya tertuju pada seorang perempuan dengan rambut di kepang tengah berjongkok untuk mengambil pecahan beling tersebut. Siapa perempuan yang berani masuk ke dalam kamarnya ini? Bahkan Bi Dila pun tidak berani, seketika amarah Radit mulai datang tapi Radit tahan.

Lelaki itu segera meraih kaos polos berwarna hitam di atas kasur, untungnya baju itu belum ia masukan ke dalam keranjang kotor.

"Siapa kamu?" tanya Radit dengan sorot mata tajam,  perempuan berambut kepang itu mendongak dengan wajah yang terlihat gugup dan takut apalagi Radit menampilkan wajah tidak ramah. "Sa ... saya anaknya Bi Dila, Mas, Maaf udah pecahin gelasnya," bals perempuan itu dengan terbata-bata, lalu kembali menunduk dan mulai memunguti pecahan gelas yang tadinya berisi kopi hitam untuk Radit.

Radit menghela napas untuk mengontrol amarahnya, ia berjalan mendekat ke arah perempuan yang berada di samping ranjangnya itu. "Lain kali biar Bi Dila aja yang anter, kamu juga jangan asal masuk ke kamar saya, minimal harus ketuk dulu. Itu tidak sopan," tekan Radit lalu menyuruh pergi anak Bi Dila yang belum diketahui namanya itu, setelah pintu di tutup Radit malah menghempaskan tubuhnya pada kasur.

DESTINY (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora