14. Indah

292 23 5
                                    


Perjalanan cinta yang tadinya telah usai.


14. Indah

Apa kita akan mengulang semuanya? Saling menggenggam tangan ketika salah satu dari kita tengah terluka. Atau kita pergi mencari tempat sunyi untuk menenangkan diri, lalu kita duduk di kursi taman depan rumah? Aku harap iya.

.....

Cahaya pagi masuk ke dalam celah-celah jendela, kamar yang tadinya gelap kini menjadi sedikit terang oleh pencahayaan dari celah jendela. Mata yang tadinya tertutup kembali terbuka secara perlahan, usapan di rambut begitu terasa nyaman hingga mata ini ingin kembali terpejam.

"Ayok bangun, tadi Nenek Deana telpon." Suara serak menyapa telinga, Aira membuka lebar matanya, ia menoleh ke samping ternyata Radit berada di sampingnya sambil bersandar pada kepala ranjang, tangannya tidak berhenti mengusap rambut Aira dan yang membuat Aira kaget adalah Radit tidak memakai baju sama sekali. Aira membuka selimut untuk melihat apakah pakaian nya masih lengkap atau tidak, ternyata pakaian nya masih lengkap Aira bernapas lega. Memang tidak ada apa-apa tadi malam mereka asik bertukar cerita saat dulu mereka berpacaran. Untungnya Aira sudah ijin pada Nenek Deana akan menginap di rumah Radit, Nenek Deana percaya tidak akan terjadi apa-apa karena Radit berani bersumpah.

"Kita gak ngapa-ngapain," celetuk Radit sedari tadi dia memerhatikan gelagat Aira, ingin sekali ia tertawa.

Aira jadi malu, ia menutup pipinya yang kembali bersemu setelah semalaman dibuat salting oleh Radit, ia merasa kembali menjadi seorang gadis remaja yang tengah dimabuk cinta. "Tadi Nenek telpon apa?" tanya Aira mengalihakan obrolan, bahkan saat bertanya Aira tidak berani menatap Radit.

"Cepet pulang, tadi subuh ada yang telpon ke Nenek, katanya ada yang pesan bunga buat nikahan," sahut Radit sampai membuat Aira bangun dari tidurnya, ia lupa jika hari ini salah satu pelanggannya akan datang ke toko.

"Yaampun aku lupa, Dit ini udah jam berapa?" tanya Aira begitu panik, ia berlari ke kamar mandi tanpa mau menunggu jawaban Radit. Dia hanya mencuci muka lalu kembali keluar dari kamar mandi. Saat ini Aira memakai kaos kebesaran milik Radit dan kolor lelaki itu, mau bagaimana lagi tadinya Radit akan meminjam baju Mira tapi Mira sudah tidur dan Radit tidak ingin mengganggu.

"Santai aja Ai, masih jam enam ini," kata Radit sembari turun dari ranjang, ia menghampiri Aira yang tengah menyisir rambutnya. Lelaki itu memeluk Aira dari belakang, ini membuat Aira syok lagi sebab belum terbiasa. Takut sekali jika jantung nya kenapa-napa akibat tingkah Radit.

"Kamu gak ada hubungan sama lelaki lain 'kan?" tanya Radit sesekali lelaki itu mencium rambut Aira.

Aira menggeleng pelan, mana bisa ia mencari lelaki lain sedangkan dihatinya masih ada nama Radit, jika Aira nekat untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain, ia takut akan kembali menyakiti pasangannya sebab ia belum selesai dengan cinta lamanya.

DESTINY (End)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum