11. kursi Taman

264 22 2
                                    


Kisah cinta yang tadinya telah usai

Kisah cinta yang tadinya telah usai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


11. Kursi taman


Dulu kita saling bertukar cerita ketika kita duduk berdampingan, sekarang kita layaknya patung yang tak tahu harus memulai kata dari mana.
Semuanya telah berubah, tapi aku masih mengharapkan kita yang dulu.

Aira Diandra

.......

Ramai jalanan kota yang menyebabkan kebisingsan membuat Radit dan Aira terdiam dalam kecanggungan, keduanya duduk berdampingan di kursi besi taman dekat gedung sambil menatap lurus kendaraan yang berlalulangan di jalalanan. Sesekali Aira melirik Radit yang masih terdiam dengan tatapan lurus tanpa mau mengucap sepatah kata, ingin yang pertama membuka topik, namun tidak tahu memulai dari mana.

Suara deheman membuat Aira kembali menoleh ke arah Radit, lelaki itu bergerak melepaskan jas yang melekat di tubuhnya, tanpa di duga Radit memasangkan jasnya pada tubuh Aira.

"Radit." Tanpa sadar, Aira malah menyebut nama lelaki itu, dadanya kembali bergetar kuat, dan menimbulkan hawa panas padahal udara malam ini terasa begitu dingin.

"Malu jadi tontonan geratis," cetus Radit lalu memalingkan wajahnya, seketika Aira tersadar jiga ia mengenakan dress tanpa lengan dan bagian bahu putihnya terkspos. Apa sedari tadi ia diperhatikan oleh para mata keranjang? Aira menggelreng lalu mengusap wajahnya yang memerah menahan malu sekaligus kesal.

"Makasih," kata Aira sembari tersenyum canggung..

Aira memaksakan diri menatap Radit yang ternyata masih menatapnya. "Tadi katanya kamu mau ngobrol?" tanya Aira kemudian meringis melihat tatapan Radit yang sangat dalam.

"Gak usah geer, lain kali kalo mau jalan liat-liat ke sekeliling, tadi ada yang ngikutin dari belakang, sambil natap mesum tuh bahu," kata Radit. Ada perasaan tidak rela ketika Aira dipandang banyak lelaki, bahkan ada yang terang terangan memerhatikan bahu mulus Aira. Radit sampai mencaci Angkasa yang membelikan gaun sialan itu pada Aira.

Angkasa memang begitu, ia selalu menuntut para perempuan yang menjadi pacar ataupun hanya sekedar dekat dengannya, untuk tampil perfect agar tidak mempermalukannya dikumpulan banyak orang. Aira menelan ludah kasar, dia kira Radit memang ingin mengobrol tentang semuanya, membereskan semua kebenaran yang ada di masa lalu. Tapi ternyata tidak, Radit hanya berderama agar orang yang tadi mengikuti Aira berpikir jika Aira adalah milik Radit, dan orang itu tidak lagi mengincar Aira. Itu yang ada di dalam pikiran Aira. Kecewa sekali, tapi dia juga harus berterima kasih pada Radit karena sudah menolongnya.

Aira tersenyum paksa, ia bangkit dari kursi lalu melepas jas Radit dan menyerahkan kembali jas itu pada Radit. "Aku akan pulang, terimakasih bantuannya, Dit. Selamat malam," pamit Aira lalu meletakan jas Radit di pangkuan lelaki itu sebab Radit tidak menerima jasnya lelaki itu masih menatap Aira datar tanpa mau mengulurkan tangan untuk mengambil jasnya.

DESTINY (End)Where stories live. Discover now