15 | you'd talk to her when we were together

Start from the beginning
                                    

"Temen opo temen?" goda Pak Man sembari menyajikan bakso milik Aluna.

"Temen Pak!" jawab Aluna kesal. Karna Pak Man tak pernah percaya bila Aluna bilang teman. Kemarin Darel juga seperti itu.

"Kamu nemenin temen kamu ekskul terus, kamunya sendiri emang nggak ikut ekskul?"

"Belum sih Pak," jawab Aluna sembari memakan baksonya, "rencananya sih mau masuk PMR, atau seni aja kali ya Pak?"

"Kok nanya saya sih? Kan kamu yang mau berkegiatan."

Aluna tertawa dan kembali menikmati baksonya saat Pak Man sedang melayani pelanggannya yang lain. Ponsel Aluna berdenting, pesan dari Darel masuk ke ponselnya.

Darel: Masih di sekolah?
17.05 pm.

Aluna: Iya, nungguin Sagara Taekwondo.
Kenapa Rel?
read. 17.10 pm.

Darel: Nggak pa-pa sih, mau gue temenin nggak?
17.10 pm.

Aluna: Nggak usah!
read. 17.11 pm.

Darel: Padahal kangen:(
17.20 pm.

Ada-ada saja. Padahal tadi sewaktu pulang sekolah mereka sempat bertemu sebelum akhirnya Darel pulang dan Aluna tinggal.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 6 sore, anak Taekwondo mulai bubar dan keluar dari dalam sekolah. Aneh, biasanya sebelum jam 6 mereka sudah bubar. Tapi hari ini sedikit lebih lama dari sebelumnya. Aluna dengan cepat menyampirkan tasnya dan juga tak lupa membeli sebotol air mineral untuk Sagara. Kalau yang lain sudah pada pulang, barulah Sagara berganti baju. Karna laki-laki itu tidak suka ganti baju ramai-ramai.

Tapi saat Aluna masuk ke dalam lapangan indoor itu, Sagara masih berbincang dengan pelatihnya sebelum akhirnya menunduk sedikit lalu perlatihnya pergi. Aluna berlari kecil menghampiri Sagara, memberikan botol air yang ia beli tadi.

"Gue kira lo udah ganti baju dari tadi."

Sagara tak menjawab. Laki-laki itu menyambar kasar botol air yang Aluna sodorkan, membuat Aluna sedikit terkejut. "Darimana?" tanyanya ketus.

"Nggak dari mana-mana," jawab Aluna takut ditatap seperti itu oleh Sagara.

"Lo nggak nemenin gue latihan."

"Nemenin," jawab Aluna, "gue daritadi di warung bakso depan kok, nggak pulang."

"Lo nggak di sini. Lo nggak nemenin gue."

Aneh. Sagara kenapa sih? Biasanya juga Aluna hanya diam-diam saja di kursi tribun sembari melihat Sagara latihan. Tak melakukan apa-apa. Mending Aluna menunggu Sagara di warung bakso depan. Bisa menonton televisi, bisa berbincang dengan Pak Man dan juga bisa makan bakso.

"Lo kenapa?" tanya Aluna, "lo capek karna latihan hari ini lebih lama?"

Air di botol yang Aluna bawa tadi Sagara teguk hingga setengah sebelum akhirnya Sagara duduk di kursi dan menghela nafasnya kasar. "Dihukum."

Latihan hari ini lebih lama dari sebelumnya karna Sagara dihukum akibat tidak datang tanpa keterangan kemarin. Padahal Sagara bisa saja bilang sakit atau apalah, tapi Sagara lupa menghubungi pelatihnya itu dan berakhir di hukum. Saat teman-temannya sudah dibubarkan dan ganti baju, Sagara masih berada di lapangan, dihukum oleh pelatihnya.

"Dihukum gimana? Gara-gara bolos kemarin itu ya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Aluna, Sagara malah pergi ke ruang ganti membuat Aluna mendengus kesal, lagi diajak bicara juga. Aluna duduk di kursi tribun sembari memperhatikan sekitarnya. Hanya beberapa lampu saja yang dinyalakan, sisanya dimatikan. Di luar, bangunan sekolah yang lain memang terang, tapi lapangannya gelap, membuat Aluna jadi merinding sendiri. Bahkan kini Aluna sedang menatap ke ruang ganti berkali-kali, takut Sagara meninggalkannya begitu saja.

love me wellWhere stories live. Discover now