Transmigrasi Vira || 34

Start from the beginning
                                    

****

Seorang gadis tengah tertidur pulas,dengan selimut yang membungkus tubuh mungilnya.sementara itu,ada lelaki yang sedari tadi terus menatap wajah cantik nan imut didepannya.

"Kau sangat cantik sayang"bisik Lucas dan mengecup bibir Nara sekilas.

Terhitung sudah 3 jam yang lalu Lucas terbangun,tapi dia tidak ada niatan untuk beranjak dari kasurnya.Lucas tak bosan melihat wajah damai kekasihnya..?

"Eunghh"lenguh Nara saat merasa ada benda kenyal yang mengecupi seluruh wajah nya.

"Bangun sayang,waktunya sarapan pagi"

Mendengar suara berat itu,mata Nara terbuka lebar.oh astaga!Nara baru ingat kalau dia sedang berada di mansion orang lain.

"Ada apa sayang?"tanya Lucas.

"Kenapa Lo ada disini hah?"tanya Nara.

Nara ingat sekali,kemarin dia tidur sendirian.Nara menghela nafas lega,saat melihat pakaiannya yang masih utuh.

"Ini kan kamarku.aku tidak akan mengambil keperawanan mu sekarang, kecuali jika kamu terus mencoba kabur dariku.mungkin aku tak segan-segan untuk memperawanimu saat itu juga"ucap Lucas dengan wajah serius nya.

Nara meneguk ludahnya kasar.jadi begini rasanya menjadi objek obsesi?oh my God,Nara menyesal karena dulu saat didunia nya dia terus merengek pada Elang,agar dicarikan lelaki yang posesif dan gampang terobsesi.ah dia sangat menyesal sekarang.

Ternyata jadi objek obsesi itu sangat tidak enak!rasanya...annnjing banget!

"Serah Lo deh.oh ya,cepet anter gue ketemu bang Elang"desak Nara.

"Kenapa begitu terburu-buru hm?apa kamu tidak lapar?"tanya Lucas.

"Gak!"

Mulut memang bisa berbohong,tapi suara perut bisa menjelaskan semuanya.Nara menggeram malu,dasar perut sialan.

"Lihat,perut mu saja jujur.kenapa mulut manismu itu gemar sekali berbohong?ayo,kita sarapan setelah itu aku akan membawamu bertemu dia"

****

Vira memeluk tubuh Elang erat,Elang pun membalas pelukan adiknya itu tak kalah erat.sementara Lucas hanya menatap pemandangan didepannya dengan tatapan datarnya,meski Elang adalah Abang Vira,tapi tetap saja Lucas merasa cemburu.

"Abang baik-baik aja kan?"tanya Vira.

"Abang gapapa,maafin abang ya"Elang menatap Vira dengan wajah sendunya.

"Kenapa Abang harus minta maaf?Abang kan gak salah"

Elang menggeleng pelan.

"Abang harus pergi"Elang beranjak dari duduknya,membuat Vira ikut berdiri.

"Mau kemana?muka Abang masih pucat loh"

"Abang udah gapapa,kamu jaga diri baik-baik ya.jaga kesehatan dan jangan telat makan,abang pasti selalu jaga kamu tapi dari kejauhan"

"Maksud Abang apa sih?bang Elang mau ninggalin aku?"

"Abang ga akan pernah ninggalin kamu.sekarang Abang harus ngurus sesuatu,jadi Abang pergi dulu ya.kamu akan lebih aman disini."Elang mengecup kening Vira dan memeluknya sebentar,lalu berlari keluar dari ruangan.

Nara yang tersadar pun hendak berlari mengejar Elang,namun sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya.

"LEPAS!"bentak Nara menginjak kaki dan mengigit tangan Lucas,tapi injakan dan gigitan itu tidak membuat pegangan itu terlepas.

"Elang harus menjalankan tugasnya sebagai tangan kanan sayang,jadi jangan terlalu mencampuri urusannya."ucap Lucas lalu membawa tubuh Nara kedalam pelukannya.

Nara memberontak.

"Lepas Lucas!gue harus jauhin Bang Elang dari Rion!"sentak Nara.

Lucas terkekeh pelan.Lucas semakin mengeratkan pelukannya.

"Kamu tidak akan bisa melakukan itu,karena yang bisa melakukan itu hanya Rion atau Elang sendiri.jadi percuma saja kalau kamu menghasut Elang agar tidak menjadi tangan kanan Rion,itu percuma sayang.menjadi tangan kanan,itu sama saja seperti mengabdikan diri kepada tuannya"ucap Lucas.

"Tapi gimana kalo bang Elang terluka?gue gamau dia terluka, Lucas"lirih Nara.

"Rion tidak akan melukai Elang jika Elang tidak melakukan kesalahan.maka dari itu,Elang ingin menjalankan tugasnya sebaik mungkin agar tidak dilukai.percayalah,seorang mafia tidak sejahat itu"sambung Lucas.

"Jika kamu mengetahui kalau aku adalah seorang mafia,apakah kamu akan membenciku juga sayang?"batin Lucas.

****

Nara menghela nafas panjang,segelas susu hangat di tangannya tak membuat perasaannya tenang.suara hujan disertai kilat tak membuat Nara beranjak dari balkon kamar.

"Masuk,disini dingin."suara berat itu membuat Nara menatap ke arahnya.

"Males"ketus Nara dan kembali menatap pepohonan didepannya.

Saat ini Nara tidak tahu sedang berada dimana,yang jelas ini mansion Lucas.dan Nara pikir, mansion besar ini terletak di tengah hutan.ingin kabur juga percuma, bisa-bisa dia menjadi santapan hewan buas diluar sana.

"Ma.suk."tekan Lucas dan menggenggam tangan Nara lembut.

Nara berdecak kesal dan menghempaskan tangan kekar Lucas,lalu Nara melangkah masuk kedalam kamar.

"Untung dia gadisku,jika tidak mungkin sudah ku penggal"gumam Lucas dan menutup pintu balkon.

Nara meneguk segelas susu itu hingga tandas.Lucas menatap Nara dengan senyum kecilnya.

"Bisakah kamu menjadi penurut?"tanya Lucas memecah keheningan yang melanda.

"Bisa,tapi bukan buat Lo"cetus Nara dan menatap sekelilingnya.

"Kenapa?apa ada pria lain yang mengisi hatimu?"

"Ya!"

Lucas mengetatkan rahangnya.matanya berubah menjadi tajam dalam waktu sedetik.

"Siapa?"desis Lucas.

Jika memang benar ada pria yang mengisi hati gadisnya,maka saat ini juga Lucas akan mencari dan membunuhnya.

"OH SEHUN,catat ya!Oh.se.hun."

"Pria dari planet mana itu?namanya aneh sekali"

"Heh!enak aja Lo bilang Sehun dari planet"

"Jika bukan dari planet,apakah bihun-bihun itu dari alam lain?"

"Elo kali yang dari alam ghaib,dan namanya itu SEHUN!!!!BUKAN BIHUN!"





Hallooo
Maaf ya karena up nya lama:)
Akhir-akhir ini ide aku lagi nyangkut di pohon cabe,jadi ya begitulah
Maapkan yakk

Vote and komen!!

~see you~

Transmigrasi Vira [END]Where stories live. Discover now