𝟏𝐎. 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭.

195 32 104
                                    

𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝐎

𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭.

Malam–malam sebelumnya, Taehyung sengaja menunggui sang Nenek yang masih terduduk merajut di depan televisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam–malam sebelumnya, Taehyung sengaja menunggui sang Nenek yang masih terduduk merajut di depan televisi. Jujur, ia pun belum bisa terlelap. Entah mengapa, akhir–akhir ini firasat khawatir tentang Yoo Joohyun seakan berpadu dengan mimpi buruk tentang kondisi Ibunya di masa lalu.

"Taehyung, kau belum tidur?"

Tanpa tolehan, suara itu menginterupsi tiba–tiba. Membuat Taehyung memunculkan diri dari belakang, mengisi dudukan kosong di atas lantai kayu. "Sebenarnya, ada yang ingin ku tanyakan. Tentang Yoo Joohyun, Nek," ungkitnya muram.

"Tentu. Katakan saja," angguk Nenek Ryeo ramah.

Taehyung tertegun sebentar, guna menggali ingatan yang masih membuatnya penasaran. "Aku ... tak sengaja mendapati bekas luka bakar di bahunya. Sebenarnya, aku juga belum bisa memastikan dengan jelas. Tapi, aku yakin sekali ... itu hanya sebagian kecil yang ku lihat."

Nenek Ryeo meletakkan alat rajutnya, sebelum tatapan sendu itu terlempar ke si cucu sulung. "Minji sudah tidur?"

Anggukan itu Taehyung berikan setelah menoleh sekilas ke pintu kamar Minji. Sengaja mengeraskan volume televisi agar obrolan mereka tak didengar, barangkali Minji belum tidur di kamarnya. "Mungkin sudah."

"Kau siap mendengar semuanya? Tentang ... Yoo Joohyun?" tanya sang Nenek sekali lagi.

"Apapun itu. Tolong beritahu aku, Nek. Aku tak mau membuat kesimpulan kasar dan menerka–nerka lagi," sela Taehyung tak sabar.

Mengambil helaan berat beberapa saat, Nenek Ryeo bersiap mengeluarkan seluruh kenyataan pahit tersebut. "Sewaktu kecil, Joohyun mengalami banyak penyiksaan fisik oleh Ayahnya. Mereka keluarga yang bahagia dan berkecukupan pada awalnya. Tapi, keadaan itu berubah drastis setelah sang Ibu depresi karena Ayah Joohyun yang tiba–tiba dipecat dari pekerjaan dan tak tahan dengan perilaku 'ringan tangan' seiring masalah itu datang. Ibunya kabur, dan tak pernah kembali. Meninggalkan Joohyun yang masih belum mengerti apapun dan sang suami dalam keadaan ekonomi terpuruk dan terlilit banyak hutang. Disusul perilaku Ayah Joohyun yang semakin bingung melampiaskan segala emosi. Bahkan, Joohyun pernah mengalami koma beberapa hari karena dihukum berdiam di luar rumah saat memasuki puncak musim dingin."

Kepalan Taehyung terkepal keras di atas meja, hampir kaleng minuman di genggamannya yang lain remuk sepenuhnya. Kini Taehyung yang menarik napas dalam–dalam, berpaling wajah agar matanya yang memerah tak disadari oleh sang Nenek.

'Ibuku hanya seorang Ibu rumah tangga, dan Ayahku ... Atlet gulat. Untungnya, dia sudah mati.'

Jelas, gadis Yoo itu berbohong sejak awal. "Pria itu ... masih hidup?" toleh Taehyung kecil.

happier than ever. [vrene] ✔️Where stories live. Discover now