𝐎𝟏. 𝐌𝐨𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠, 𝐒𝐮𝐧.

367 64 69
                                    

𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐎𝟏

𝐌𝐨𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠, 𝐒𝐮𝐧.

SEOHA, July 2000

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SEOHA, July 2000

"Minji, kenapa kau belum berangkat juga?"

"Ayah belum bangun, Nek."

"Astaga ... tunggu di sini! Biar Nenek bangunkan." Rewelan pagi itu tercelos dari bibir keriput si wanita renta. Dengan gagang sapu di tangan, beliau berjalan tergopoh melintasi lantai kayu menuju sekat kamar Ayah Minji. Benar–benar pemalas!

Benar saja. Di satu ruangan yang hanya diisi oleh pria berbungkus selimut tebal ... di sana lah puncak kejengkelan seorang Nenek Ryeo akan berbuncah. "BANGUN, ANAK PEMALAS! CEPAT ANTAR MINJI!"

Tepukan itu terus membabi–buta pada bukit berkain tebal itu, tak berkutik rupanya. "Arggh, aku masih mengantuk ... Nek. Please...." Gumaman itu masih tetap bertahan pada selimut. Beribu kali tak memperdulikan bahkan melindungi diri dari gagang sapu yang sesekali turut membentur tubuhnya.

"Minji tak pernah terlambat, Taehyung. Cepat, antar dia!"

"Tolong ... untuk kali ini saja ... dia berangkat sendiri bisa 'kan? Lagi pula,  hitung–hitung mandir—"

"KIM TAEHYUNG!"

"Aahkh!" Mengeranglah pria Kim itu, ditandai dengan tubuh yang langsung terduduk sekaligus mengusapi kepala yang baru ditusuki tumpulnya gagang sapu. Sial, pagi macam apa ini?

"Jangan samakan Seoul dengan Seoha, Taehyung. Kau sudah tua—"

"Baiklah, baiklah." Aku menyerah.

Kelegaan pun menghampiri Nenek Ryeo, bahwa pria itu sudah menunjukkan tanda–tanda ingin menurut—meskipun masih terbengong seakan mengumpulkan nyawa, ckck.

Sebenarnya, beliau juga tak ingin memaksakan kehendak kali ini. Mengingat sang cucu baru tiba dari perjalanannya tengah malam. Tapi, mana bisa Nenek Ryeo menyakini bahwa Taehyung benar–benar kelelahan karena senandung kecil masih terdengar dari balik selimut, meski lampu telah dipadamkan?

Tak sampai sepuluh menit, bocah pemilik rambut hitam sepunggung yang sejak tadi menulisi sesuatu pada tanah mengakhiri kegiatannya. Kurva menjengkelkan mulai terbentuk dengan refleks di bibir tebalnya. Minji siap menyambut sang 'Ayah' yang bersiap mengantarnya pergi ke sekolah.

Baiklah. Selamat bersenang–senang, Kim Minji!

🌻𝓱𝓪𝓹𝓹𝓲𝓮𝓻 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓮𝓿𝓮𝓻.🌻

Embun pagi menyambut dengan manis pada jalanan sepi, gesekan dedaunan pada ranting mulai mengikuti semilir angin yang berembus halus. Udara pagi ala pedesaan memang terasa sangat khas. Jujur, Taehyung menyukainya.

happier than ever. [vrene] ✔️Where stories live. Discover now