S:28

18.4K 1K 60
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Puas dengan perjalanan hari ini. Kini hari mulai menjelang malam dan Gus Razzan memutuskan untuk mengajak istrinya kembali ke penginapan.

"Capek?"

"Lumayan, tapi seru kok. Besok kita harus jalan-jalan lagi!"

"Abang besok bakalan bawa kamu ke tempat yang cantik, siap 'kan?"

"Tentu!"

Mereka berada didalam bus yang lumayan banyak penumpangnya. Mereka tidak kebagian tempat duduk jadi posisi mereka saat ini berdiri dengan tangan memegang gantungan tangan yang ada diatas. Gus Razzan pastinya akan berada dibelakang Ana, menjaga istrinya itu.

Namun dilihatnya kembali wajah istrinya yang terlihat sangat kelelahan. Tak tega dengan hal itu, Gus Razzan berbicara kepada pria yang duduk didekatnya. Jika dilihat, mungkin pria itu seumuran dengan dirinya.

"Affedersin."

Pria itu menoleh kearah Gus Razzan.
"Evet, naber?"

"Karım buraya oturabilir mi? o hamile."

Pria itu melihat sebentar kearah Ana, kemudian ia berdiri dari tempat duduknya.

"Elbette, İnşallah hep sağlıklıdırlar."

"Cok teşekkürler."

Kemudian Gus Razzan mendekati wajahnya ketelinga Ana. "Duduk lah disana," tunjuk Gus Razzan pada bangku yang kosong. "Kamu kelihatan capek."

Ana memandang Gus Razzan sebentar. "Abang bilang apa tadi sama orang itu?" Ana sempat melihat saat suaminya berbincang kepada pria Turki tadi.

"Ada deh pokoknya, dia memberikan tempat duduknya untuk kamu."

Ana pun duduk ditempat tadi dan Gus Razzan berdiri menghadap kearah Ana.

"Aku baru tau kalau Abang pintar ngomong bahasa Turki," ucap Ana.

"Dulu, waktu kuliah Abang ada beberapa kali kesini karena acara kampus, jadi tau lah sedikit-sedikit."

Ana mengerutkan keningnya menatap Gus Razzan dengan tatapan menyelidik. "Tadi nggak bilang yang aneh-aneh 'kan?"

Gus Razzan terkekeh, "Enggak sayangku, tenang aja," Dielus nya kepala Ana dengan pelan.

"Kalau kamu ngantuk, tidur aja, nanti Abang bangunkan jika sudah sampai," titah Gus Razzan.

"Tapi Abang nggak capek berdiri terus?"

"Enggak kok, yang penting istri sama benih-benih Abang gak kecapean," jawab Gus Razzan mengedipkan matanya.

"Huuush Abang!" Ana mengacungkan jari telunjuknya dan menggerakkannya kiri-kanan, menunjukkan bahwa tidak boleh berkata demikian.

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang