S:4

26.9K 1.8K 62
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Bintang menghiasi langit malam yang gelap bersama dengan bulan. Sunyi yang hanya terdengar saat ini tanpa adanya suara berisik seperti saat matahari bertengger di cakrawala.

Razzan tengah menunaikan ibadah rutin nya setiap malam, sholat tahajud di sepertiga malam selalu ia laksanakan. Dikamar itu, kamar yang menjadi saksi bagaimana kehidupan seorang Razzan dari kecil hingga dewasa.

Dan malam ini juga, kamar itu menjadi saksi bagaimana dirinya merayu Tuhan untuk mendapatkan gadis idamannya itu.

"Ya Allah ya Rabb, hamba tau hamba salah telah menaruh hati kepada manusia. Tapi ya Allah, izinkan hambamu ini memperjuangkan ciptaan-Mu untuk hamba ajak menua bersama dijalan-Mu. Jika memang ia bukan jodoh hamba, lapangkan lah hati hamba dan jika ia jodoh hamba berikanlah jalan yang terbaik untuk hamba dapat meminangnya, ya Allah."

Doa ini tidak pernah ia panjatkan sebelumnya. Namun sejak bertemu gadis itu, Razzan dengan terang-terangan merayu Tuhan nya untuk bisa bersama dengan gadis itu.

Mungkin di malam-malam selanjutnya, ia akan terus merayu Tuhannya dan menyematkan nama gadis itu di setiap doa nya.


🤍🤍


Setelah 3 hari dirawat, Zhafran di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan malam ini Ibrahim sekeluarga menginap di ndalem pondok Kyai Malik. Rencana nya besok Ana dan kedua orang tuanya akan pulang.

"Sekarang Ana bekerja dimana?" tanya Nyai Dewi—istri dari Kyai Malik sekaligus ibu dari Gus Razzan.

"Alhamdulillah sekarang saya menjadi guru ngaji Nyai, sembari mencari pekerjaan tetap."

"Waktu di Mesir, kamu ngambil jurusan apa nak?"

"Sastra bahasa Arab Nyai," balas Ana dengan lembut.

Kemudian 3 pria masuk kedalam ndalem. Sontak Ana terpaku oleh pria yang paling terakhir masuk, siapa lagi jika bukan Gus Razzan.

"Sedang membicarakan apa ini?" tanya Kyai Malik saat sudah duduk disamping istrinya.

"Ini bi sedang membahas pekerjaan Ana. Bagaimana kalo kamu bekerja disini nak? Pondok juga sedang mencari orang untuk mengajar bahasa Arab. Betul kan, bi?"

"Iya, pondok sedang mencari orang. Bagaimana, nak Ana?"

"Saya pikirkan dulu Kyai, Nyai. Terimakasih atas tawarannya," ungkap Ana.

Selepas obrolan singkat tadi, Nyai Dewi menyuruh keponakannya untuk mengajak Ana berkeliling pondok milik suaminya.

"Ini asrama putri mbak dan disamping nya asa pembatas antara wilayah putra dan putri," jelas Wina—keponakan Nyai Dewi.

"Kalo yang di sebelah sana, itu madrasah milik putri yang bersampingan dengan madrasah putra."

Ana senang berkeliling bersama dengan Wina. Perempuan itu menjelaskan dengan detail kepada dirinya. Ia rasa, tidak perlu waktu lama untuk akrab dengan Wina.

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang