S:13

21K 1.3K 30
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Saat ini, Ana dan Zhafran bersiap untuk kembali ke pondok, sebab besok sudah dilaksanakan kembali KBM seperti biasanya.

Kali ini, ia tidak diantar oleh Arsen melainkan oleh adik Abba nya yang paling muda. Pemuda tersebut sedang berada di luar kota untuk memantau bisnis ayahnya.

Awalnya, ia yang berencana untuk mengantar Ana namun ada beberapa hal mendesak yang membuat ia urung melaksanakan niatnya tersebut.

Hanya butuh waktu sekitar 4 jam, mobil yang ditumpangi sudah berada di halaman pondok milik Kyai Malik. Tanpa mampir dahulu, pamannya langsung pergi karena harus bertemu dengan temannya di kota ini.

"Assalamualaikum," salam Ana saat memasuki ndalem.

"Kok tumben sepi," hatinya.

"Wina? Nyai?" Panggil Ana lagi.

Kemudian datanglah Wina dengan terburu-buru dari arah belakang.

"Mbak Ana!"

Wina langsung memeluk tubuh Ana. Begitu rindu ia dengan wanita satu ini, padahal hanya di tinggal beberapa hari.

Ana pun membalas pelukan tersebut. "Kangen mbak sama kamu."

"Wina juga kangen sama mbak."

Pelukan tersebut terlepas. "Ngomong-ngomong, Nyai dimana, Win?"

"Nyai lagi di rumah sakit dengan Kyai Malik, mbak," jawab Wina.

"Lho? Siapa yang masuk rumah sakit?" Kemudian di pikiran Ana langsung tertuju pada satu nama.

"Gus Razzan?"

Wina mengangguk. "Kemarin malam, tubuh Abang makin panas dan badannya menggigil, mbak. Nyai sama Kyai memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit karena khawatir akan kondisi Abang," ungkap Wina.

"Astaghfirullah. Mbak ke rumah sakit ya sekarang. Enggak enak sama Nyai dan Kyai."

"Mbak mau pergi sama siapa? Wina masih harus nyelesaikan ppt kuliah," keluh Wina.

"Mbak minta di antar sama bang Raman sana."

Wina menggeleng cepat. "Nggak! Iiiih jangan sama bang Raman, nggak muhrim!"

Ana pun sampai lupa sangking buru-buru ingin pergi ke rumah sakit.

"Kalau nggak salah ustadzah Aliya akan pergi ke rumah sakit juga deh, coba mbak telpon ustadzah Aliya."

Ana langsung menghubungi ustadzah Aliya dan benar saja wanita itu akan segera pergi ke rumah sakit dimana Gus Razzan dirawat.

Ana pun meminta untuk menunggunya karena ia ingin pergi bersama dan ustadzah Aliya menunggu di gerbang belakang.

SEQUOIAWhere stories live. Discover now