S:16

21K 1.4K 99
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

"ARSEEEN!" pekik Ana dari seberang sana.

Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana tubuh Arsen terpental akibat benturan tersebut.

"Gak! Gak! Gak!" Ana berlari menuju tubuh Arsen.

Airmata terus meluruh di pipinya. Arsen, pria itu sudah tergeletak lemah dengan darah yang keluar dari tubuhnya.

"A-an ... a" panggil Arsen terbata-bata.

"Arsen ... kamu harus kuat, bertahan sebentar lagi," mohon Ana bersimpuh didepan tubuh Arsen.

Orang-orang mulai berdatangan untuk menolong Arsen.

"Pak! Berhenti! Kami minta tolong, ada korban kecelakaan, tolong bawa ke rumah sakit." Mobil putih berhenti didekat lokasi tersebut.

"Dimana korbannya, pak?" Bapak itu menunjuk ke arah Arsen.

"Disana."

Pria itu langsung menuju ke arah yang di tunjuk dan sudah banyak orang disana.

"Ana?! Arsen?!"

Ana menoleh kebelakang. "Gus Razzan." Tangisan Ana semakin pecah.

Gus Razzan yang melihat kondisi Arsen langsung menyuruh para warga membantunya membawa ke dalam mobil miliknya.

Di dalam mobil itu, Ana duduk dibelakang menopang tubuh Arsen yang sudah sangat lemah hampir tak sadarkan diri. Gus Razzan membawa mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Arsen, bertahan lah." Gus Razzan bisa melihat bagaimana ketulusan seorang Ana.

"Ternyata memang hati kamu bukan untuk saya Ana," ujarnya dalam hati.

Setelah sampai di rumah sakit, Arsen langsung di tangani oleh dokter. Ana dan Gus Razzan hanya bisa menunggu didepan ruangan tersebut sambil merapalkan doa sebanyak-banyaknya.

Keluarga Ana dan Arsen sudah dihubungi dan mereka dalam perjalanan menuju ke sini.

"Salah saya Gus, ini semua salah saya." Ana terus menyalahkan dirinya. Ia terus memukuli kepala nya dengan keras.

"Ana ..." panggil Gus Razzan menyadarkan Ana. Namun nihil Ana masih memukul kepalanya.

"Ana!" Tegas Gus Razzan. Seketika tubuh Ana langsung meluruh terjatuh. Gus Razzan langsung menangkap tubuh tersebut.

Ia tau ini salah, namun jika ia tidak menangkap Ana bisa dipastikan tubuh itu akan terbentur dengan kursi di samping mereka.

"Jangan salahkan diri kamu, ini sudah takdir Allah." Tatapan Ana kosong. Dan Gus Razzan memaklumi hal tersebut.

SEQUOIAWhere stories live. Discover now