Transmigrasi Vira|| 32

Mulai dari awal
                                    

"Mama ga nyangka,kenapa Rion bisa ngelakuin itu.."Isak Winda.

"Udah,mama jangan nangis"ucap Nara lalu menenangkan Winda.

Kenzo menatap Nara intens.Nara yang merasa ditatap pun menatap sekelilingnya,dan pandangannya pun bertubrukan dengan netra Kenzo.

Nara merotasikan bola matanya dan kembali menatap Winda.entah kenapa Nara menjadi badmood jika melihat wajah Kenzo.

"Lebih baik kamu istirahat ya"ujar Azka diangguki Winda.

"Yaudah,Nara ke atas dulu ya"pamit Nara dan melangkah menuju kamarnya.

Untungnya tadi dia sempat makan ditempat Rion.Nara mengunci pintu kamarnya dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya.

Nara mencoba menghubungi nomor Elang,namun hanya suara operator yang terdengar.apa terjadi sesuatu?

"Sial sial sial,awas aja kalo bang Elang sampe kenapa-kenapa.gue gorok Lo Yon"geram Nara dan terus mencoba untuk menghubungi Elang.

Nara bernafas lega,saat panggilan telefonnya sudah tersambung.

"Bang Elang,Abang gapa-"

"Hai sayang,mencari Elang heh?"

Nara membelalakkan matanya,saat menyadari bahwa itu bukan suara Elang.melainkan suara si bajingan Rion.

"Sialan!kemana Abang gue hah!"

"Dia ada"

"Bang Elang dimana!?Lo ga apa-apa in dia kan?"

"Dia ada sayang,tapi sayangnya dia kenapa-napa...gimana dong?"

"Anj!jangan lukain Abang gue bangsat!lepasin dia!"

"Aku bakal lepasin dia,asalkan kamu balik ke aku.gimana?"

"Lo-"

"Kalo kamu gamau yaudah,tapi jangan salahin aku,kalo dia mati dengan tubuh membiru.hahahaha"

Nara mengepalkan tangannya.dia harus bagaimana sekarang?

"Aku akan memberimu waktu sampai....pukul 10 malam,kalo kamu menyetujui nya,temui aku di ×××××.mengerti sayang?"

"Ah dan satu lagi,jangan coba-coba untuk bermain licik dengan membawa orang lain.karena aku bisa jauh-jauh lebih licik dari yang kamu bayangkan."

"Selamat siang,sayang"

Tut

Nara membanting ponselnya ke kasur.dengan wajah yang amat frustasi,Nara mengacak rambutnya kesal.

"Gue harus gimana sekarang?"

****

"Rion, Mafia diurutan kedua didunia.hm jadi sainganku Mafia heh?tidak buruk."

Seorang lelaki tampan tengah membaca informasi dari asistennya.tangan kirinya memegang segelas Vodka dan sesekali meneguk minuman tersebut.

"Permisi tuan"

Lelaki dengan inisial ZLB itu menatap bawahannya dengan tatapan bertanya.

"Tuan,saya mendapat informasi kalau nona sudah kembali kekediaman nya.dan saat ini nona hendak kembali pergi tuan."

"Kemana?"tanya lelaki itu.

"Setelah dilacak,nona pergi ke jalan×××××"

"Ikuti"

"Baik tuan"

Lelaki itu mengibaskan tangannya bermaksud untuk menyuruh bawahannya untuk pergi.bawahannya yang bernama Joy itu membungkuk hormat dan melenggang pergi.

"Ternyata hama itu sudah memulai permainannya ya..baiklah"

"The killing game, officially started."

****

Nara menatap bangunan didepannya dengan aneh.terdapat rumah tua yang sudah ditumbuhi rumput-rumput yang sudah memanjang.cat berwana putih yang sudah memudar,membuat suasana menjadi semakin menyeramkan.

Nara menarik nafasnya dalam-dalam dan mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah tua tersebut.

Krieett

Nara meringis saat mendengar suara pintu yang dia buka.terlihat sangat tua.

"Kayaknya ini dulu rumah holkay,tapi kenapa jadi terbengkalai gini ya sekarang?"gumam Nara menatap sekelilingnya.

DOR

Suara peluru dari lantai 2, membuat Nara langsung berlari ke arah tersebut.dengan nafas ngos-ngosan,Nara berusaha membuka pintu berwarna hitam itu.namun sialnya pintu ruangan itu terkunci,tanpa ba-bi-bu lagi,dengan sekuat tenaga Nara menendang pintu itu.

Pintu pun terbuka,Nara masuk kedalam dan betapa terkejutnya saat dia tidak menemukan apa-apa.padahal sudah jelas suara tadi berasal dari sini.

"Gue harus kemana lagi sekarang?dilantai 2 ini tadi cuma ada ruangan ini doang."gumam Nara.

Greb

Mata Nara terbelalak saat sepasang tangan kekar memeluk tubuh nya dari belakang.Nara hendak membanting orang itu,tapi sayangnya orang yang memeluknya itu mengunci pergerakannya terlebih dahulu.

"Ssttt, tenang lah sayang.aku tidak akan menyakitimu"bisik lelaki itu membuat Nara mengernyit bingung,itu bukan suara Rion.lalu siapa?

"Siapa Lo?"tanya Nara sembari berusaha melepas pelukan lelaki itu,yang kian mengerat.

"Aku kekasihmu"

"Jangan main-main!"

"Aku memang ingin bermain-main sayang,tapi bukan bersamamu.melainkan dengan si bangsat Rion"

"Lepas!gue mau cari Abang gue!"

"Abang yang mana hm? Galaksi, Alvaro,Kenzo,Reza atau... bawahan Rion itu?"

Netra Nara membulat.ah sepertinya identitas nya sudah mulai terbongkar.

"You don't have to hide anything from me baby, because I know all about you."

"It's good that you already know, now quickly let me go asshole!"sentak Nara kembali meronta-ronta.

"Tidak akan.nikmati saja permainan ku sayang,aku jamin kakak mu itu akan baik-baik saja.asalkan kamu terus bersamaku"

"Sekarang dimana Abang gue?"

"Kau ingin menemuinya hm?"

"Menurut Lo!?"

"Ubah kosa katamu menjadi aku-kamu"

"Ribet!yaudah dimana Abang aku sekarang?"

"Akan ku beritahu.tapi ada syaratnya"

Nara menggeram frustasi, sebenarnya siapa dia!?

"Apa!?"

"Kiss me"





Halo semua ☺️
Hm, kira-kira itu siapa ya?🤔
Terus Rion nya kemana?
Hayoo ada yang bisa tebak ga nih?

Vote and komen ya

~see you~

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang