PART 37 : KERICUHAN IPS 4

6 2 0
                                    

happy reading...

*****

   Cikko menggeleng melihat Sanu yang langsung berlari ke rumah begitu ia selesai memarkirkan mobilnya di garasi.

Halaman rumahnya dipadati oleh tiga mobil, sepertinya Mami dan Papinya sedang menerima tamu, terbukti dari suara rame yang terdengar begitu dia dan Geozan memasuki pintu depan.

"MAMIIII BANG IKKO PUNYA CEWEK BARU!!"

Cikko melotot, berlari menghampiri Sanu yang barusan berteriak kencang. Ini pasti Cila yang mengadukan itu pada adiknya, karena setahunya waktu di koridor tadi Cikko tidak melihat keberadaan adiknya itu.
 
"Bohong itu, Mi!" Ia menarik lengan Sanu, menutup mulut bocah itu sebelum berbicara yang tidak-tidak.

Namun aksi keduanya mendapat banyak perhatian dari beberapa orang yang ada di ruang tamu rumahnya itu.

"Hai Tante, Om." Cikko tersenyum kaku menyapa.

Rupanya Mami Papinya sedang mengadakan reuni bersama teman SMA nya.

Ia melepas cekalannya di mulut Sanu dan beranjak mengikuti Geozan yang lebih dulu menyalimi tangan teman-teman orang tuanya.

"Anjir Cikko! lu udah gede aja!" Aldi menepuk pundak Cikko saat pemuda itu menyaliminya.

"Ya masa kecil mulu Om," kekeh Cikko.

"Gue masih inget waktu nih bocah malak ke gue sama si Aldi cuma pampers an doang," celetuk Galang yang disambut gelakan tawa.

"Tambah ganteng ihh kalian!"

Geozan hanya tersenyum canggung saat Tante Raira mencubit pipinya.

"Sudah pasti." Cikko tersenyum lebar mencomot brownis yang tersedia.

"Ini ada acara apa?"

"Main-main doang, ngajak anak-anak liburan," jawab Galang.

Dulu teman-teman kedua orang tua Cikko suka berkumpul, tapi beberapa tahun kemarin sudah jarang karena sibuk dengan keluarga masing-masing.

"Boncel-boncel pada ikut dong?" ujar Sanu

"Ada di kamar Haga."

Di antara anak teman-teman kedua orang tuanya, tidak ada yang seumuran dengan Cikko. Kadang rumahnya mendadak jadi penitipan balita kalo mereka lagi berkunjung.

"Ozan ke kamar dulu,"

"Nanti turun lagi ganteng, kita makan malem bareng," kikik Deicha yang ditanggapi Geozan dengan senyuman kecil.

"Cemburu nih Cikko, masa cuma Ozan doang disebut ganteng." Cikko cemberut yang membuat mereka lagi-lagi tergelak. "Eh btw, aku gak liat Om Rizki,"

"Dia gak kesini?" Terakhir Cikko ketemu dengan Om nya yang satu itu hanya pada saat di pernikahannya waktu Cikko kelas X, sudah lama sekali.

"Nanti nyusul, lagi ke keluarga istrinya dulu," timpal Papi. "Sini duduk di samping Papi!"

"Kenapa Pi?" Cikko sedikit curiga.

"Sanu, tadi yang kamu bilang bener?" Papi mengusap rambut Sanu di sampingnya.

Gadis yang sedari tadi memangku anak bungsu Om Aldi dan Tante Raira itu mengangguk semangat. "Bener, Pi!"

Cikko meringis merasakan Aderald menatapnya tajam. Sialan si Sanu ini, tidak bisa kah pengertian sekali saja dengan abangmu ini.

"Coba ceritain," pinta Beyca.

"Gak tau aku juga kata Cila, katanya abang nunjuk cewek dan bilang dia pacarnya. Tapi Cila juga gak lihat jelas mukanya."

Melihat tatapan penuh tuntutan dari kedua orang tuanya, Cikko pun menceritakan kejadian awal, tentu soal ia yang menggombali adik kelas itu dirahasiakan.

PLAYBOY MILLENNIALWhere stories live. Discover now